I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS

Wednesday, January 30, 2019

PENGUMUMAN KELULUSAN DAN PEMBERKASAN CPNS 2018


Menunggu memang membosankan tapi kalau menyangkut masa depan mau gak mau harus disabarin ye kan? Hal itulah yang terjadi pada kami para #pejuangNIP setelah melalui tahapan SKB siapa yang tidak berdebar-debar menunggu pengumuman selanjutnya yang hanya tinggal selangkah lagi melaju ke tahap pemberkasan. Bagi yang memiliki saingan tentunya selesai tes SKB langsung menunggu papan pengumuman untuk melihat skor akhir SKB para saingannya kemudian di foto dan selanjutnya bisa dilakukan perhitungan total skor untuk mengetahui apakah berkesempatan untuk melaju ke langkah selanjutnya atau tidak. Meskipun sebenarnya kita harus menunggu pengumuman kelulusan resmi dari kementrian ataupun pemerintah provinsi dan daerah tempat kita mendaftar. Waktu yang di perlukan oleh panitia seleksi nasional untuk meverifikasi dan validasi data memang cukup lama, bagaimana tidak, ribuan data peserta dari seluruh Indonesia harus mereka periksa secara teliti agar dapat meminimalkan terjadinya kesalahan. Seingat saya pengumuman kelulusan di pemerintah daerah tempat saya mendaftar keluar pada tanggal 7 Januari 2018 setelah melalui drama satu-satunya portal digital yaitu website resmi pemerintah kabupaten yang tidak dapat diakses entah disebabkan oleh apa, kami pun tidak tahu. Begitu pengumuman resmi keluar, wah lega deh hati saya, ya tau sih saya ga ada saingan tapi kalau belum melihat nama sendiri terpampang di pengumuman resmi rasanya apapun bisa terjadi.

Setelah dinyatakan lulus, saya dan teman-teman lainnya diharapkan mengikuti pemberkasan dalam pengajuan NIP mulai dari tanggal 16 Januari hingga 31 Januari 3018. Syarat-syarat dalam pemberkasan yang harus saya lengkapi antara lain :
  • Fotokopi legalisir ijazah yang dipakai untuk mendaftar
  • Fotokopi transkrip nilai yang dipakai untuk mendaftar
  • SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) yang masih berlaku hingga 6 bulan ke depan
  • Salinan akreditasi fakultas dan/atau perguruan tinggi saat kelulusan maupun yang terbaru
  • Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari Rumah Sakit Pemerintah
  • Surat Keterangan Bebas NAPZA
  • Fotokopi legalisir STR
  • Fotokopi surat keterangan pernah bekerja apabila memiliki pengalaman kerja sebelumnya
  • Surat lamaran yang ditujukan kepada kepala daerah yang ditulis tangan dan diberi materai
  • Surat pernyataan tidak akan mengajukan mutasi selama 10 tahun dan diberi materai
  • Surat pernyataan yang diketik dan diberi materai
  • Daftar riwayat hidup yang telah diisi dengan tulis tangan dan diberi materai
  • Pas foto 4x6 sebanyak 8 lembar
  • Fotokopi dan legalisir KTP
  • Serta surat lainnya yang mendukung apabila ada kesalahan pada identitas.


Karena saya dalam kondisi hamil 6 bulan dan suami bertugas jauh, jadilah saya mencicil secara pelan-pelan persyaratan yang diperlukan. Hal pertama yang saya buat adalah pas foto, saya mencetaknya sekitar 25 lembar untuk jaga-jaga, kemudian saya mencari SKCK di Polda Bali yang terletak dekat rumah (cara mencari SKCK saya tulis disini). Kemudian di lain hari saya mencari fotokopi legalisir KTP dan Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani serta Surat Keterangan Bebas NAPZA. Hari berikutnya saya pergi ke kampus untuk melakukan legalisir ijazah dan transkrip nilai, beruntungnya saya sudah memiliki salinan akreditasi kampus maupun perguruan tinggi baik saat saya lulus maupun yang terbaru. Setelah semua itu rampung maka saya baru melanjutkan untuk mulai mengetik dan menulis tangan surat-surat yang diperlukan, syukurnya panitia sudah menyediakan contoh sehingga kami hanya tinggal menyalin saja. Nah yang terakhir yang belum saya lengkapi adalah surat keterangan bekerja, dimana ternyata dari Dinas Kesehatan tempat saya menjadi pegawai kontrak meminta agar saya menulis surat pengunduran diri terlebih dahulu agar dapat dibuatkan surat pengalaman kerja. Wah, gak nyangka saya harus resign secepat ini bahkan disaat saya belum genap 1 tahun bekerja, tapi saya resign demi mendapatkan hal yang lebih untuk masa depan saya nantinya ditambah pula waktu resign saya ini terasa pas di saat kehamilan saya sudah mulai membesar. Sehingga semua terasa tepat pada waktunya, terimakasih banyak Tuhan, tidak hentinya saya mengucapkan syukur.
ini tanda bukti bahwa kita telah melakukan pemberkasan

Begitu semua berkas lengkap saya segera melakukan penyetoran berkas diantar oleh bapak saya (terimakasih bapak) dan saya tiba di lokasi pemberkasan paling awal karena saya ikut jadwal bapak pergi kantor. Tidak begitu lama saya menunggu datanglah para peserta pemberkasan lainnya, di sana saya mengobrol-ngobrol sembari menunggu panitia mempersiapkan keperluannya. Pukul 08.30 kami dipanggil sesuai dengan nomor antrean yang sudah diambil sebelumnya, karena saya datang paling awal sehingga saya dapat giliran pertama untuk diperiksa kelengkapan berkasnya oleh verifikator. Tim verifikator terdiri dari 3 orang yang dimana verifikator tenaga kesehatan, tenaga guru dan tenaga teknis dibedakan. Setiap berkas akan dicek secara detail satu persatu mulai dari kelengkapannya dan isi tulisannya, intinya biar tidak ada salah yang membuat kedua belah pihak repot dikemudian hari. Setelah berkas saya dinyatakan lengkap saya kemudian diberikan kartu sebagai tanda saya telah melakukan pemberkasan. Namun apabila berkas tidak lengkap peserta akan diminta untuk melengkapi atau memperbaiki apa saja yang kurang dengan diberikan batas waktu hingga tanggal 31 Januari 2018. Ketika semua telah selesai kami hanya bisa menunggu kembali kapankah SK CPNS akan keluar ataupun panggilan lainnya dari pemerintah setempat, sambil menunggu hal itu tiba saya memanfaatkannya dengan beristirahat di rumah dan melakukan hobi yang sudah lama tak saya lakukan yaitu blogging..haha..tunggu kelanjutan cerita saya yang lainnya ya readers!

TES SELEKSI KOMPETENSI BIDANG CPNS 2018


Baiklah, ini adalah postingan ketiga saya dalam chapter Abdi Negara, seperti yang telah dibaca dalam dua postingan sebelumnya (kalau belum baca, tolong dibaca ya biar nyambung ceritanya,hehe..) Bagi yang sudah membaca pastinya tau saya dan para peserta lainnya telah melewati tes seleksi kompetensi dasar (SKD) bagaimana alurnya pun sudah saya ceritakan lengkap disini. Ada yang penasaran dengan skor saya? Haha..sejujurnya saya pun gagal di TKP dengan rincian skor TWK 120, TIU 120 dan TKP 127 dan total skor 367. Yah, perjalanan sebagai #pejuangNIP harus berhenti di sini dong? Eits, ternyata tidak segampang itu memberhentikan perjuangan saya, karena Tuhan telah memberikan kesempatan kedua bagi saya dan peserta lainnya yang belum berhasil lolos passing grade akibat sangat sedikitnya peserta yang memenuhi syarat lolos passing grade. Ketentuan siapa saja yang lolos dan berhak untuk mengikuti tes selanjutnya diatur dalam Permenpan No 61 tahun 2018, dimana disebutkan bahwa peserta yang berhak untuk mengikuti tes seleksi kompetensi bidang (SKB) adalah 3 kali jumlah formasi yang dibutuhkan di tiap-tiap formasi dengan mengutamakan para peserta yang memang murni lolos tes SKD sebelumnya. Jadi contohnya seperti ini, apabila di suatu formasi Puskesmas dibutuhkan tenaga dokter 3 orang dan yang daftar sebanyak 15 orang sedangkan yang lolos passing grade tes SKD hanya 1 orang maka sisa kursi kosong 2 ini akan diperebutkan oleh 8 orang. Karena kuota untuk tes SKB adalah 3x jumlah formasi dan dalam contoh diatas kuota untuk tes SKB hanya 9 orang. Ini akan membuat sebanyak 14 orang yang tidak lolos passing grade SKD dirangking sesuai dengan nilai total akhir tes SKDnya lalu 8 orang dengan nilai tertinggi setelah perangkingan akan berhak lolos untuk mengikuti tes SKB dan sisanya harus rela gugur. Lalu ada pertanyaan apabila jumlah yang lolos passing grade SKD melebihi jumlah dari formasi yang dibutuhkan, bagaimana? Ya jawabannya sama saja, hanya mereka yang lolos murni SKD akan dirangking kemudian dicari 3 x jumlah formasinya untuk selanjutnya mengikuti tes SKB, sehingga bagi yang tidak lolos passing grade SKD tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk bersaing dalam perangkingan nilai total. Memang banyak sekali polemik setelah BKN mengeluarkan keputusan ini, ada yang pro ada juga yang kontra. Tetapi saya yakin ini merupakan yang terbaik yang dapat diberikan oleh BKN untuk kita dan bangsa ini agar kekosongan formasi CPNS dapat terisi dengan segera.

Beruntungnya saya karena nilai akumulatif SKD saya tidak jelek-jelek amat dan ditambah keberuntungan saya karena telah memilih di lokasi formasi yang sepi peminat. Hanya saya sendiri yang mendaftar sebagai tenaga dokter disana dengan formasi yang dibutuhkan juga hanya 1 orang, haha…mungkin ini yang dinamakan rejekinya adik bayi ya. Sehingga otomatis saya juga lolos langsung untuk mengikuti tes SKB sesuai dengan peraturan baru yang ditetapkan oleh BKN. Tes SKB sendiri merupakan tes sesuai dengan bidang masing-masing, misalnya saya sebagai tenaga kesehatan yang berprofesi sebagai dokter tidak akan mendapatkan soal yang sama dengan tenaga kesehatan apoteker apalagi melenceng jauh mendapatkan soal tenaga pendidik guru. Saya mendapatkan jadwal untuk mengikuti tes SKB pada tanggal 13 Desember 2018 di sesi yang pertama yaitu pukul 08.00 di lokasi tes yang sama saat tes SKD yaitu di Makodam IX Udayana, sehingga saya berangkat pukul 07.00 dari rumah dengan diantar oleh kedua mertua saya yang kebetulan mereka pulang ke Bali. Sistemnya sama persis dengan tes SKD sebelumnya, kami mengantri untuk registrasi ulang dan menitipkan tas pada panitia karena hanya kartu ujian dan KTP saja yang boleh dibawa masuk. Oh ya, untuk kartu ujiannya bisa dipakai kartu ujian SKD sebelumnya atau kalau hilang bisa dicetak ulang kartu yang sama, tidak ada perubahan data pada kartu peserta. Setelah semua registrasi rampung, kami dipersilahkan untuk menunggu sebentar sembari ruangan dipersiapkan oleh panitia. Mendekati pukul 08.00 kami dipersilakan masuk ke ruangan, kali ini ada yang beda karena ruangan khusus bumil sudah tidak ada lagi mungkin karena jumlah peserta tes SKB tidak sebanyak SKD, jadi ruangannya dijadikan 1 saja. Namun tetap ada keistimewaan untuk ibu hamil yaitu kursinya berada dekat dengan pintu keluar masuk dan diawasi oleh panitia, mungkin biar kalo terjadi apa-apa bisa langsung dapat cepat ditangani. Sebelum masuk ruangan kami diperiksa ulang menggunakan metal detector yang sebelumnya pada tes SKD hanya diperiksa secara manual.

Setelah semuanya menduduki tempat duduk masing-masing, kami diminta untuk mengisi nomor peserta, NIK, pin peserta dan pin sesi kemudian log in dan langsung mengerjakan soal sama seperti tes SKD sebelumnya. Buat saya soal-soalnya memang lebih banyak mengenai kebijakan pemerintah mengenai kesehatan, jujur saat akan mengikuti tes SKB ini saya hanya dapat belajar sedikit sekali, dikarenakan apabila duduk terlalu lama pinggul saya akan terasa sakit dan banyak keluhan saya lainnya karena kehamilan saya sudah mulai tambah besar. Jadi saat tes SKB ini sendiri saya benar-benar berharap keberuntungan datang memihak saya kembali. Oleh karena dalam tes SKB ini tidak ada sistem passing grade sebab penilaian akan berdasarkan rangking nilai akhir dan ditambah pula perhitungan kelulusan CPNS nantinya dihitung dengan rumus 60% nilai SKB ditambah 40% total nilai SKD. Kata orang-orang saya super beruntung karena tidak memiliki saingan di formasi yang saya pilih, jadi saya disuruh santai-santai saja, ya tapi masa tidak belajar sedikitpun, kan malu dilihat kalau nilainya nanti kecil.haha…apalagi nilai akan langsung ditempel di papan pengumuman begitu selesai tes. Ternyata hasil akhir saya ya memang kecil sih tapi syukurnya tidak kecil sekali, nilai SKB saya hanya 315. Sekarang setelah selesai tes cukup berdoa agar saya dapat lolos ke tahap selanjutnya yaitu tahap pemberkasan hingga mendapatkan NIP, semangat terus para #pejuangNIP....

TES SELEKSI KOMPETENSI DASAR CPNS


Setelah lolos pada tahap seleksi administrasi kami akan dihadapkan pada tes SKD (seleksi kompetensi dasar) yang terdiri dari TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), TIU(Tes Intelegensia Umum) dan TKP (Tes Karakteristik Pribadi). Dimana menurut para peserta yang telah menjalani tes sebelum saya, mereka banyak mengalami kegagalan di TKP. Apa? TKP? Ya, TKP yang merupakan tes mengenai kepribadian kita dimana tidak ada benar atau salah seperti pada TWK dan TIU, semua pilihan jawaban pada soal TKP memiliki poin dari 1-5. Banyak para peserta yang telah menjalani tes sebelum saya bercerita di twitter ataupun teman kerja saya sendiri cerita langsung kepada saya kalau soal TKP sekarang berbeda jauh dengan soal TKP yang ada di buku-buku contoh soal yang diperjualbelikan di toko buku. Soal yang sekarang jauh lebih susah, panjang dan pilihan gandanya mirip-mirip semua. Wow, pasti susah juga memilih yang terbaik diantara pilihan yang baik-baik ya, pikir saya. Hal berbeda terjadi pada penilaian TWK dan TIU, bila benar mendapatkan nilai 5 dan apabila salah mendapatkan nilai 0, tidak akan ada pengurangan nilai. Untuk passing grade sendiri admin dari BKN dari jauh-jauh hari sudah memberikan bocoran jumlah soal untuk TWK adalah sebanyak 35 soal, TIU 30 soal dan TKP 35 beserta rincian kisi-kisi materi soal dengan waktu tempuh 100 menit, sedangkan passing grade untuk masing-masing yaitu TWK 75, TIU 80 dan TKP 143. Dalam hal ini yang menentukan kelolosan bukanlah nilai total yang tinggi, namun apakah nilai tiap bagian kita sudah memenuhi passing grade. Jadi meski nilai TWK 135, TIU 140 namun TKP 130, tetap saja tidak lolos, berbeda dengan yang memiliki nilai TWK 80, TIU 80, dan TKP 143 dia akan langsung dinyatakan lolos.
buku yang dibelikan suami tercinta sebelum balik ke Jakarta

Nah, hal ini tentunya menjadi momok tersendiri bagi para peserta tes, dengan soal TKP yang jauh lebih sulit dibandingkan tes CPNS sebelumnya (kira-kira 4 tahun yang lalu mungkin ya) kemudian passing grade yang dinaikkan dari 126 (kalau tidak salah suami, adik ipar dan teman-teman yang sudah pernah tes CPNS bilang segitu) menjadi 143 bagaimana tidak membuat para peserta tes harus memutar otak mencari strategi agar mendapatkan nilai minimal sama dengan passing grade. Termasuk saya sendiri, di saat masih dilanda sedikit mual (syukurnya tanpa muntah lagi) saya dengan dimentori oleh si suami yang sudah jauh lebih dulu lulus menjadi abdi negara pelan-pelan belajar. Awalnya saya takut tidak dapat mengerjakan TWK karena kurangnya frekuensi membaca, tapi saya akali dengan banyak berlatih soal berharap soal yang keluar akan mirip. Untuk TIU sendiri suami sih sudah mempercayakan sepenuhnya kepada saya karena saya memang suka matematika dan membaca dari dulu (sombong!). TKP sendiri membuat suami saya mencari strategi agar setidaknya saya mendapat nilai 143 tanpa harus takut kehabisan waktu. Strategi yang muncul di otak suami saya adalah dengan mengerjakan terlebih dahulu TWK 20 soal dan TIU 20 soal dengan catatan harus yakin benar karena bila benar semua sudah tentu memenuhi kriteria passing grade. Jadi di sisa waktu yang ada bisa fokus untuk mengerjakan soal TKP yang katanya panjang dan melelahkan untuk dipilih jawabannya. Okelah, terimakasih ya suami yang super excited saat istrinya ikut tes CPNS, hahaha…

Kebetulan saya mendapatkan jadwal tes SKD pada tanggal 11 November 2018 sesi ke 4 yaitu pukul 14.30. Di Bali sendiri terdapat dua tempat yang dijadikan lokasi untuk menyelenggarakan tes SKD, yaitu di BKN Suwung dan Makodam IX Udayana. Saya mendapatkan lokasi tes di Makodam IX Udayana yang syukurnya dekat dengan rumah dan gampang diakses menggunakan ojek online (sejak hamil saya memang sangat bergantung pada ojek online untuk bepergian karena suami tugasnya di luar pulau, terimakasih para driver ojol >.<) Saya sudah memperkirakan jam berapa saya akan berangkat ke lokasi tes, kira-kira 1 jam lah sebelum tes, toh jarak rumah saya dan tempat tes bisa ditempuh kurang lebih 5  menit saja pada hari-hari biasa. Setelah tiba di lokasi tes ternyata lokasi tes sudah ramai dengan para peserta baik yang sudah selesai tes pada sesi sebelumnya ataupun yang akan tes di sesi yang sama dengan saya. Mungkin para peserta di sesi sebelumnya masih belum pulang karena ingin melihat nilai tes SKD yang ditempel di papan pengumuman, yap! Nilai kami akan langsung di print out dan ditempel di papan pengumuman. Sebelum tes kami diperiksa kelengkapan kartu ujian dan KTP kemudian semua aksesoris wajib dilepas seperti jam tangan,cincin, anting, gelang, dan lainnya, lalu tas beserta isi-isinya termasuk HP akan dititip pada panitia kemudian kita akan diberikan nomor yang sama dengan nomor yang ditempel di tas sehingga kita hanya akan membawa kartu ujian dan KTP saja.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami dipanggil untuk memasuki ruang ujian, sebelum masuk ruang ujian kami juga diperiksa ulang oleh petugas yang ada di sana. Yang bagusnya adalah panitia menyediakan ruangan tes khusus bagi ibu hamil, karena ruangan bagi para peserta lainnya berada di lantai 3 dan ibu hamil dapat ruangan di lantai 2 agar tidak capek naik tangga terlalu banyak. Sesudah semuanya duduk di kursi yang ditentukan panitia, saat mendebarkan tiba, kami diminta log in dengan nomor peserta ujian, NIK dan pin yang telah diberikan panitia saat registrasi ulang tadi kemudian panitia memberikan pin sesi dan bila setelah mengklik ok ujian akan segera dimulai waktu ujian pun langsung terhitung mundur. Pengalaman saya saat ujian sih, soalnya lumayan bisa dijawab untuk TWK dan TIU dengan menggunakan strategi suami lalu TKP sendiri memang memusingkan,haha… Nilai kita akan segera muncul apabila waktu mengerjakan sudah habis, itu bersifat otomatis mau kita sudah selesai ataupun masih ada soal yang belum dijawab, system akan ditutup secara otomatis dan nilai akan muncul sendiri. Mau tau nilai saya? Kayaknya saya rahasiakan dulu deh..haha..see ya on next post!

PENDAFTARAN SELEKSI CPNS


Siapa sih yang gak tahu tentang perhelatan akbar tahun lalu ini? Selain ASEAN GAMES perhelatan akbar lainnya yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama usia-usia produktif baik yang sudah bekerja maupun tidak adalah pembukaan lowongan untuk menjadi seorang abdi Negara alias bukaan CPNS atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan ASN. Menjadi seorang ASN merupakan suatu primadona yang selalu diincar oleh ribuan orang di negeri ini, banyak alasan yang mendasari mengapa hal tersebut bisa terjadi dan alasannya pun beragam. Beberapa contoh alasan mengapa berbondong-bondong menjadi ASN adalah demi mendapatkan pekerjaan yang tetap yang dapat menjamin keberlangsungan hidup ke depannya termasuk ditanggungnya anak istri oleh Negara, kemudian ada yang memberi alasan terjaminnya kehidupan saat tua nanti dengan diberikannya tunjangan pensiun atau bahkan ada alasan kocak yang saya baca di twitter yaitu karena menjadi seorang ASN dapat meningkatkan pandangan calon mertua terhadap kita. Lalu adapula alasan mendaftar tes karena disuruh orang tua, suami, mertua, pacar ataupun keluarga besar. Jika readers menanyakan alasan saya, sebetulnya alasan saya ikut bergabung dalam perhelatan akbar ini mencakup semua yang telah saya sebutkan tadi (kecuali meningkatkan pandangan calon mertua karena saya sudah menikah). Hahaha.. ya apapun alasannya yang penting semangat untuk berjuang dan menjadi seorang ASN tidak setengah-setengah.

Isu-isu pembukaan pendaftaran CPNS sudah gencar diberitakan dari awal tahun 2018, buku-buku persiapan tes pun sudah banyak diperjualbelikan di toko buku. Akhirnya yang dinanti-nantikan pun tiba, pendaftaran CPNS akhirnya resmi dibuka secara online pada tanggal 26 September 2018 hingga 16 Oktober 2018.  Tidak usah ditanya bagaimana antusiasme masyarakat, awal-awal pendaftaran dibuka servernya dipastikan down. Jadi saya yang dimana saat itu pendaftarannya diurus sepenuhnya oleh suami tercinta sepakat untuk mendaftar saat pertengahan saja. Selain masalah server, juga karena saya yang saat itu sedang mual muntah keras di awal-awal kehamilan sehingga persyaratan untuk pendaftaran saya mengumpulkannya agak lambat. Oh ya, saya lupa memberi tahu kalau system pendaftaran CPNS 2018 ini secara online, jadi pertama-tama kita harus membuat akun pribadi dengan mengisi data pribadi kita kemudian persyaratannya pun harus di upload, tidak ada berkas yang mesti dikirim. Uniknya saat pendaftaran kita harus memilih lokasi formasi dimana kita ingin ditempatkan nantinya, sekali memilih tidak dapat diubah dan dapat dikatakan diakhir masa pendaftaran kita sudah dapat mengetahui jumlah saingan nantinya, jadi diperlukan strategi yang matang untuk memilih lokasi.
ini salah satu syarat untuk kelengkapan akun
(ini pas hamil 4 bulan dengan pipi uda tambah bulat)

Akhirnya setelah saya dan suami melalui diskusi yang lama untuk memilih di lokasi mana saya ingin mendaftar kami pun memutuskan untuk daftar online pada tanggal 4 Oktober setelah mengumpulkan persyaratan yang terdiri dari :
  • Pas foto latar belakang merah dengan pakaian berkerah ukuran < 200 kb
  •  Scan ijazah yang ingin dipergunakan untuk daftar
  •  Scan transkrip nilai
  • Scan ktp
  • Scan akreditasi perguruan tinggi ataupun fakultas
  • Scan surat pernyataan
  • Scan surat lamaran
  • Scan STR (bagi tenaga kesehatan)

Memang kata suami perlu kesabaran untuk masuk ke website sscn.bkn.go.id, dan dia pun berhasil mendaftarkan saya saat malam hari sekitar pukul 23.00 WITA. Setelah semua dokumen berhasil di upload, kita harus segera mencetak kartu tanda bukti pendaftaran. Kemudian tinggal tunggu deh pengumuman seleksi administrasi online (kembali berharap-harap cemas). Seingat saya memerlukan waktu kurang lebih 15 hingga 20 harian untuk menyelesaikan seleksi administrasi, karena saya ingat saya mengetahui diri saya lolos dan berhak ikut tes selanjutnya yang merupakan tes Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) di awal bulan November. Saat akan mengikuti tes SKD kami yang telah lolos seleksi administrasi harus kembali mencetak ulang kartu ujian. Nah untuk pengalaman tes SKD dan lainnya saya akan menceritakannya di postingan selanjutnya, ikuti terus cerita saya sebagai #pejuangNIP yaa….

Tuesday, May 8, 2018

CERITA KONDANGAN KE TANGERANG

Yuhuu, excited banget rasanya bentar lagi mau ke Jakarta liat suami, semenjak suami selesai tugas belajar dan dapet liburan kurang lebih 2 bulan dan 2 bulan itulah baru ngerasain gimana rasanya tiap hari bareng suami, masakin suami tiap hari, berantem masalah rumah tangga dan yang lainnya. Trus, tiba-tiba surat penempatan keluar, buyar deh semua balik lagi ke masa-masa long distance marriage. Nah, karena awal bulan lalu suami masih di Bali, bulan ini saya yang akan mengunjunginya ke Jakarta sambil menjalankan program, hehe.. kunjungan kali ini gak cuma semata-mata buat program ataupun jalan-jalan, tapi sebenernya saya dan suami mau kondangan ke acara nikahan teman baik suami saya selama kuliah D3 di STAN. Waktu acara nikahan kami yang digelar di Bali, mereka berdua dateng dari Jakarta, jadi ini giliran saya yang dateng ke Jakarta untuk menghadiri acara mereka. Sebenernya lokasi acaranya gak di Jakarta sih tapi lebih tepatnya di Tangerang. Jadi rencananya saya akan berangkat ke Jakarta hari Kamis tanggal 3 Mei 2018 menggunakan pesawat malam, soalnya suami saya cuma bisa jemput pas malam hari karena itu masih hari kerja. Kemudian tanggal 4 Mei 2018 sore harinya selepas suami saya pulang kerja kami berencana untuk menginap di Istana Nelayan Hotel yang merupakan tempat diselenggarakannya akad dan resepsi pernikahan.

Sekarang yang jadi permasalahan adalah make up, fyi, saya ini masih awam banget sama yang namanya make up, belum ada niatan untuk belajar, hiks, harusnya uda mulai belajar dari jaman dulu jadinya pas emak-emak kayak sekarang yang kondangannya mulai banyak gak perlu rempong mikirin cari MUA. But thanks to technologies, I found an affordable MUA based in Tangerang via Instagram, which is @yasmintouch. Sesudah saya lihat IG dan sebelumnya saya sudah bandingkan harganya dengan MUA lainnya sih, ini yang paling affordable dan free ongkos untuk area Tangerang, waahhh…langsung saja saya chat untuk booking. Saya booking untuk tanggal 5 Mei 2018 jam 07.30 mulai di make up karena acara akadnya mulai pukul 08.30-09.00, cukup lah satu jam saja, kan saya bukan make up untuk nikahan. Pas hari H, eh mba MUA nya nyasar ke tempat lain, soalnya nama tempatnya sama Istana Nelayan, tapi ternyata beda lokasi, salah saya juga gak bilang Hotel Istana Nelayan yang di Jatake jadinya mba MUA nya nyasar ke Cikokol hehe..Tapi untung mbanya baik banget (ga pake acara marah-marah) dan dia berangkatnya pagi, jadi cepet bisa nyamperin ke tempat saya tanpa kena macet.

Ini loh hasil saya make up, make upnya awet, ga luntur dan ga berminyak sama sekali. Buat yang mau make up di daerah Tangerang, bisa nih dijadikan referensi MUA. Make up nya tahan lama banget, ini aja ga pakai retouch buat nonton film Avengers Infinity Wars sampai jam 10 malem [sorry fotonya pas nonton di Summarecon Mall ada di Hp suami dan lupa minta :( ].


Friday, April 27, 2018

NURANI ITU (MASIH) ADA


Postingan ini saya buat atas request teman saya, saat saya asik chat-chatan di grup karena saya dilanda kebosanan saat jaga klinik akibat sepinya pasien. Teman saya bertanya, “Kamu pernah gak nemu pengalaman unik dengan pasien saat jaga?” Seketika itu saya langsung teringat dengan kejadian kira-kira 5 bulan yang lalu dimana saat itu saya sedang off jaga di klinik KUNTI MEDIKA, saat beres-beres di rumah saya ingin mengambil charger Hp yang biasa saya letakan di dalam tas ransel yang selalu saya bawa saat pergi bekerja. Namun saya tidak dapat menemukan charger itu di dalam tas saya, kemudian saya mencari di sekeliling kamar, nihil. Oke, saya kembali mengingat kapan terakhir saya men-charge Hp saya, dan itu adalah kemarin sorenya saat saya jaga sore di klinik KUNTI MEDIKA, berarti saya lupa untuk mencabut charger Hp saya dan masih tertinggal di klinik itu. Haduh, saya males banget sebenarnya untuk bolak balik hanya demi mengambil charger Hp, tapi kalau tidak saya ambil, Hp saya akan mati sampai besok dong! Akhirnya setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk mengambil charger saja, daripada suami marah-marah gara-gara Hp saya mati, ya kan? Jarak lumayan jauh Denpasar-Seminyak itu yang sebenarnya membuat saya malas. Apalagi kalau ditambah kemacetan jalanan saat siang hari,hmm..

Hari itu harusnya yang berjaga pagi adalah para pemilik kliniknya, pemilik klinik adalah seorang perawat dan juga seorang dokter. Saat saya tiba di klinik ternyata mereka sedang sibuk mengurus surat perpanjangan kontrak bangunan klinik dengan si pemilik bangunan, akhirnya saya masuk dan menyapa mereka yang sedang sibuk dan kemudian mengambil charger saya. Mereka bertanya kenapa saya datangnya jauh lebih awal dari jadwal? Yup, saya dijadwalkan jaga sore di sana hari itu, saya lalu menunjukkan charger yang saya ambil, mereka tertawa. Karena saya tiba di klinik sekitar pukul 12.30 dimana udara di luar panas sekali, jadilah saya menumpang ngadem di klinik sekitar 1 jam-an. Kemudian saya berpikir, kenapa saya tidak diam disini saja sambil menunggu jam jaga saya yang mulai pukul 15.00, daripada bolak balik pulang, udah capek panas lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu jam jaga di klinik saja. Hingga mendekati saat pergantian shift, petugas shift sebelumnya sudah pulang namun perawat yang akan berjaga bersama saya belum muncul juga, saya menunggu perawatnya sambil menonton tv kabel tiba-tiba muncullah dua orang laki-laki mengendarai satu motor sport, kemudian salah satu dari mereka  masuk dan berkata,

“Bisa tolong dibersihin luka gak?”

“Oh,ya bawa masuk saja langsung” jawab saya

Setelah melakukan anamnesis singkat dan mnegecek tanda-tanda vital, akhirnya saya rawat luka sendirian tanpa ditemani perawat. Luka di badan pasien cukup banyak, di dominasi luka lecet dan saya yakin itu luka karena kecelakaan lalu lintas, mungkin dia terseret motor yang ia kendarai, karena luka terparah hanya pada satu sisi tubuh saja. Akhirnya saya mengerjakan perawatan luka sambil mengobrol-ngobrol dan menanyakan kronologis kecelakaan dengan pasien, pasien menceritakan kalau dia tadi baru saja dari kosan temannya dan sedang dalam perjalanan menuju kosannya dimana kecelakaan itu terjadi. Dia merantau dari kampungnya yang ada di daerah Bali Utara untuk mencoba peruntungan sebagai pegawai lepasan di sebuah Hotel di daerah Seminyak dan dia baru bekerja 1 bulan di Seminyak. Lalu saya bertanya siapa orang yang menolongnya dan membawanya ke klinik ini, dia bilang ga kenal, orang itu hanya spontan saja membawanya ke klinik saat dilihat dirinya terkapar di jalan. Kemudian saya bertanya pada si penolong yang awalnya duduk di ruang tunggu masuk ke ruang periksa, saya cross check kronologi kecelakaannya, dia pun tidak tahu karena si korban sudah terkapar begitu saja dijalan, dia berkata dia hanya kebetulan saja lewat dan merasa kasihan dengan si pasien yang terkapar di jalan, jadi langsung dia ajak ke sini. Saya basa basi menanyakan asal si penolong sambil tetap merawat luka pasien, ternyata si penolong merupakan perantau dari pulau sebelah. Selesai memberikan obat dan merawat luka (untungnya cuma luka lecet dan tidak terdapat tanda-tanda patah tulang ataupun yang lainnya), si pasien menanyakan apakah saya bawa charger, karena dia ingin menelpon temannya untuk meminta di jemput. Saya berikan charger saya kemudian, dia mulai menghubungi temannya, tapi sayang, temannya sedang sibuk di tempat kerja. Si pasien kemudian berkata pelan pada saya, 

“Maaf dok, saya sedang gak bawa dompet, nanti saya ambil uang ke kos dulu”

“Oh, iya, gapapa, besok dibayar juga gak papa” jawab saya

Si pasien sendiri tidak memiliki jaminan kesehatan apapun untuk dirinya, sehingga termasuk dalam pasien umum. Kemudian si penolong tadi masuk ke dalam klinik (saat proses merawat luka orang yang menolong si pasien keluar, mungkin untuk membeli minum atau apalah, saya juga tidak tau), si pasien mengucapkan terimakasih karena sudah diantar ke klinik dan dia sekarang dia menunggu temannya selesai bekerja untuk menjemputnya. Si penolong kemudian melirik di atas meja, saya sedang menulis data di buku register, dia langsung bertanya, 

“Berapa biayanya dok?”

Saya jawab sesuai dengan nominal ketentuan yang ditetapkan oleh klinik, tanpa basa basi kemudian di keluar membuka sadel motor dan langsung membayar sesuai nominal yang saya katakan sebelumnya, dimana sebelum itu dia sudah di larang oleh pasien agar tidak membayar biaya perawatannya. Tetapi si penolong bersikeras membayar, akhirnya si pasien menangis terharu, saya sendiri juga merasa kagum pada kebaikan hati si penolong. Setelah itu si pasien memeluk penolongnya dan mengucapkan terimakasih. Si penolong kemudian berkata, “Namanya kita di jalan, kita tidak tau apa yang bakal terjadi. Sama-sama harus saling tolong lah” sambil tersenyum. Diluar isu SARA dan saling sindir ataupun saling benci antar ras tau agama yang berbeda, saya melihat secara nyata inilah Indonesia yang sesungguhnya. Toleransi, tolong menolong tidak peduli apapun agama kita, apakah kita saling mengenal atau tidak, saya yakin semua agama mengajarkan umatnya untuk menolong orang yang sedang mengalami kesusahan, karena saya percaya kita masih punya hati nurani.
sumber foto :google

Saturday, March 17, 2018

NYEPI CAKA 1940


“Om Swastiastu”
“Rahajeng Nyanggra Rahina Nyepi Caka 1940”
“Dumogi sareng sami polih kerahayuan ring jagate puniki”

(Selamat menyambut hari raya Nyepi caka 1940, semoga kita semua diberikan keselamatan di dunia ini).

Tak terasa waktu cepat berlalu dan kita akan segera memasuki tahun yang baru lagi (menurut Hindu), dimana hal ini kita peringati sebagai hari raya Nyepi, Nyepi sendiri berasal dari kata sepi yang berarti sunyi. Pada saat hari raya Nyepi, kami umat Hindu memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar beliau menyucikan Bhuana Agung (alam semesta) serta Bhuana Alit (manusia) sehingga dapat tercapai suatu keharmonisan antara manusia dengan alam semesta nantinya. Sebelum hari raya Nyepi tiba terdapat beberapa rangkaian upacara yang mengawalinya yaitu Melasti, Mecaru dan Pengrupukan. Upacara Melasti adalah saat dimana kami umat hindu membawa benda-benda suci yang berada di Pura menuju ke laut yang bertujuan untuk menyucikan benda suci tersebut, biasanya upacara Melasti ini dilaksanakan seminggu atau beberapa hari sebelum Nyepi. Kemudian upacara Mecaru biasanya dilaksanakan sehari sebelum Nyepi, pada saat Tilem Kesanga (bulan mati sehari sebelum Nyepi), upacara ini ditujukan untuk para Bhuta Kala (roh-roh jahat) agar mereka tidak mengganggu umat manusia. Setelah selesai Mecaru dilanjutkan dengan acara Pengrupukan. Nah, ini merupakan salah satu daya tarik wisata di Bali, Ogoh-Ogoh, patung berwujud raksasa menyeramkan yang merupakan simbol dari Bhuta Kala ini hanya akan dibuat menjelang hari raya Nyepi kemudian akan diarak keliling desa pada saat Pengrupukan dan berakhir di Setra (pemakaman) desa setempat. Pengrupukan ini sendiri bermakna menggiring para Bhuta Kala dari kediaman warga agar menuju Setra untuk kemudian dibakar di sana, sehingga tidak mengganggu ketentraman umat manusia.
salah satu ogoh-ogoh di desa Beraban tahun lalu
gadis gadis cantik berkumpul haha
Puncak acara Nyepi dilakukan keesokan harinya, pada hari ini seluruh umat Hindu diharapkan dapat melaksanakan Catur Brata Penyepian yang merupakan empat hal yang harus dihindari saat Nyepi, yaitu :
  • Amati Geni : tidak menyalakan api dalam bentuk apapun
  • Amati Karya : tidak melakukan pekerjaan
  • Amati Lelanguan : tidak berfoya-foya (mabuk-mabukan)
  • Amati Lelungan : tidak bepergian

Pada saat Nyepi ini diharapkan kita dapat melakukan tapa, brata, yoga, semadhi, sehingga kita pribadi dapat mempersiapkan diri untuk memulai tahun yang baru ini dengan lebih baik lagi.

Sehari setelah nyepi, pada pukul 06.00, menyalakan lampu dan aktivitas lainnya sudah dapat dimulai seperti biasa, hari ini disebut dengan Ngembak Geni. Ngembak Geni berasal dari kata Ngembak yang berarti bebas dan Geni yang berarti api, dimana diartikan sebagai hari awal kita memulai melakukan aktivitas seperti menyalakan lampu, berkendara, memasak ataupun yang lainnya. Pada hari ini juga terdapat tradisi yang sangat unik di salah satu desa di Bali, tepatnya di Sesetan yang dikenal dengan tradisi Omed-omedan. Omed-omedan sendiri berarti tarik-menarik, tradisi omed-omedan ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama, proses dari tradisi ini dilakukan dengan cara memisahkan para pemuda dan pemudi dalam dua kelompok besar, kemudian secara bergiliran mereka akan berciuman satu persatu antara pemuda dan pemudi yang disertai dengan guyuran air.

Mungkin orang-orang yang berasal dari luar Bali atau para wisatawan tahunya kalau saat Nyepi itu Bandara Internasional Ngurah Rai akan ditutup selama 24 jam dan Bali akan gelap gulita (yang lebih dikenal dengan Silent Day) karena tidak akan ada warga yang menyalakan lampu ataupun aktivitas berkendara (terkecuali untuk kondisi khusus). Makna Nyepi sendiri, menurut saya tidak hanya sebatas memandang bintang di langit yang nampak jelas karena semua lampu padam atau bermain di jalan raya karena jalanan lengang akibat tidak ada kendaraan yang beroperasi. Entah sama atau tidak, Nyepi sendiri menjadi sangat bermakna dimana saat itu, hari itu, saya bisa mulai menggali ingatan setahun ke belakang, apa yang telah saya perbuat, apa yang telah saya capai dan apa yang belum saya capai. Sudahkah saya menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya? Atau malah saya bertambah buruk dari tahun sebelumnya. Hari inilah yang saya gunakan untuk merenung dan memikirkan apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki diri setahun ke depan. Di hari ini pula saya memohon agar selalu diberikan perlindungan dan tuntunan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam setiap langkah kita pada hari-hari berikutnya. Apapun makna hari raya Nyepi bagi pribadi kita masing-masing, saya berharap kita semua selalu diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalani kehidupan ini.

“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”