Setelah lolos pada
tahap seleksi administrasi kami akan dihadapkan pada tes SKD (seleksi
kompetensi dasar) yang terdiri dari TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), TIU(Tes
Intelegensia Umum) dan TKP (Tes Karakteristik Pribadi). Dimana menurut para
peserta yang telah menjalani tes sebelum saya, mereka banyak mengalami
kegagalan di TKP. Apa? TKP? Ya, TKP yang merupakan tes mengenai kepribadian
kita dimana tidak ada benar atau salah seperti pada TWK dan TIU, semua pilihan
jawaban pada soal TKP memiliki poin dari 1-5. Banyak para peserta yang telah
menjalani tes sebelum saya bercerita di twitter ataupun teman kerja saya
sendiri cerita langsung kepada saya kalau soal TKP sekarang berbeda jauh dengan
soal TKP yang ada di buku-buku contoh soal yang diperjualbelikan di toko buku.
Soal yang sekarang jauh lebih susah, panjang dan pilihan gandanya mirip-mirip
semua. Wow, pasti susah juga memilih yang terbaik diantara pilihan yang
baik-baik ya, pikir saya. Hal berbeda terjadi pada penilaian TWK dan TIU, bila
benar mendapatkan nilai 5 dan apabila salah mendapatkan nilai 0, tidak akan ada
pengurangan nilai. Untuk passing grade
sendiri admin dari BKN dari jauh-jauh hari sudah memberikan bocoran jumlah soal
untuk TWK adalah sebanyak 35 soal, TIU 30 soal dan TKP 35 beserta rincian kisi-kisi
materi soal dengan waktu tempuh 100 menit, sedangkan passing grade untuk masing-masing yaitu TWK 75, TIU 80 dan TKP 143.
Dalam hal ini yang menentukan kelolosan bukanlah nilai total yang tinggi, namun
apakah nilai tiap bagian kita sudah memenuhi passing grade. Jadi meski nilai TWK 135, TIU 140 namun TKP 130,
tetap saja tidak lolos, berbeda dengan yang memiliki nilai TWK 80, TIU 80, dan
TKP 143 dia akan langsung dinyatakan lolos.
buku yang dibelikan suami tercinta sebelum balik ke Jakarta |
Nah, hal ini tentunya menjadi momok tersendiri bagi para peserta tes, dengan soal TKP yang jauh lebih sulit dibandingkan tes CPNS sebelumnya (kira-kira 4 tahun yang lalu mungkin ya) kemudian passing grade yang dinaikkan dari 126 (kalau tidak salah suami, adik ipar dan teman-teman yang sudah pernah tes CPNS bilang segitu) menjadi 143 bagaimana tidak membuat para peserta tes harus memutar otak mencari strategi agar mendapatkan nilai minimal sama dengan passing grade. Termasuk saya sendiri, di saat masih dilanda sedikit mual (syukurnya tanpa muntah lagi) saya dengan dimentori oleh si suami yang sudah jauh lebih dulu lulus menjadi abdi negara pelan-pelan belajar. Awalnya saya takut tidak dapat mengerjakan TWK karena kurangnya frekuensi membaca, tapi saya akali dengan banyak berlatih soal berharap soal yang keluar akan mirip. Untuk TIU sendiri suami sih sudah mempercayakan sepenuhnya kepada saya karena saya memang suka matematika dan membaca dari dulu (sombong!). TKP sendiri membuat suami saya mencari strategi agar setidaknya saya mendapat nilai 143 tanpa harus takut kehabisan waktu. Strategi yang muncul di otak suami saya adalah dengan mengerjakan terlebih dahulu TWK 20 soal dan TIU 20 soal dengan catatan harus yakin benar karena bila benar semua sudah tentu memenuhi kriteria passing grade. Jadi di sisa waktu yang ada bisa fokus untuk mengerjakan soal TKP yang katanya panjang dan melelahkan untuk dipilih jawabannya. Okelah, terimakasih ya suami yang super excited saat istrinya ikut tes CPNS, hahaha…
Kebetulan saya
mendapatkan jadwal tes SKD pada tanggal 11 November 2018 sesi ke 4 yaitu pukul
14.30. Di Bali sendiri terdapat dua tempat yang dijadikan lokasi untuk
menyelenggarakan tes SKD, yaitu di BKN Suwung dan Makodam IX Udayana. Saya
mendapatkan lokasi tes di Makodam IX Udayana yang syukurnya dekat dengan rumah
dan gampang diakses menggunakan ojek online (sejak hamil saya memang sangat
bergantung pada ojek online untuk bepergian karena suami tugasnya di luar pulau,
terimakasih para driver ojol >.<) Saya sudah memperkirakan jam berapa
saya akan berangkat ke lokasi tes, kira-kira 1 jam lah sebelum tes, toh jarak
rumah saya dan tempat tes bisa ditempuh kurang lebih 5 menit saja pada hari-hari biasa. Setelah tiba
di lokasi tes ternyata lokasi tes sudah ramai dengan para peserta baik yang
sudah selesai tes pada sesi sebelumnya ataupun yang akan tes di sesi yang sama
dengan saya. Mungkin para peserta di sesi sebelumnya masih belum pulang karena
ingin melihat nilai tes SKD yang ditempel di papan pengumuman, yap! Nilai kami
akan langsung di print out dan
ditempel di papan pengumuman. Sebelum tes kami diperiksa kelengkapan kartu
ujian dan KTP kemudian semua aksesoris wajib dilepas seperti jam tangan,cincin,
anting, gelang, dan lainnya, lalu tas beserta isi-isinya termasuk HP akan
dititip pada panitia kemudian kita akan diberikan nomor yang sama dengan nomor
yang ditempel di tas sehingga kita hanya akan membawa kartu ujian dan KTP saja.
Setelah menunggu
beberapa saat, akhirnya kami dipanggil untuk memasuki ruang ujian, sebelum
masuk ruang ujian kami juga diperiksa ulang oleh petugas yang ada di sana. Yang
bagusnya adalah panitia menyediakan ruangan tes khusus bagi ibu hamil, karena
ruangan bagi para peserta lainnya berada di lantai 3 dan ibu hamil dapat
ruangan di lantai 2 agar tidak capek naik tangga terlalu banyak. Sesudah
semuanya duduk di kursi yang ditentukan panitia, saat mendebarkan tiba, kami
diminta log in dengan nomor peserta
ujian, NIK dan pin yang telah diberikan panitia saat registrasi ulang tadi
kemudian panitia memberikan pin sesi dan bila setelah mengklik ok ujian akan
segera dimulai waktu ujian pun langsung terhitung mundur. Pengalaman saya saat
ujian sih, soalnya lumayan bisa dijawab untuk TWK dan TIU dengan menggunakan
strategi suami lalu TKP sendiri memang memusingkan,haha… Nilai kita akan segera
muncul apabila waktu mengerjakan sudah habis, itu bersifat otomatis mau kita
sudah selesai ataupun masih ada soal yang belum dijawab, system akan ditutup
secara otomatis dan nilai akan muncul sendiri. Mau tau nilai saya? Kayaknya
saya rahasiakan dulu deh..haha..see ya on
next post!
No comments:
Post a Comment