Kali ini saya mau
menceritakan pengalaman saya baru-baru ini, mengenai pembukaan rekening baru di
bank X. Sebetulnya saya sudah memiliki rekening di bank lain tapi karena dulu
sempet diskusi sama suami jika bisa bikin tabungan berencana aja. Jadi sistemnya
itu auto debet, atau kepotong tiap
bulan dari rekening kita dan di simpen sama banknya selama berapa bulan atau
tahun dari perencanaan awal tabungan berencana kita. Misal kita berniat untuk
membuat tabungan berencana selama setahun dengan nilai uang yang didebet setiap
bulannya adalah Rp 500.000,00 maka tiap bulan uang kita terpotong sejumlah itu
hingga 12 bulan berikutnya baru kita akan
mendapatkan uang kita kembali sejumlah akumulasinya Rp 6.000.000,00. Untuk
suku bunga, jujur saya kurang tahu, jadi lebih baik bertanya pada customer service bank masing-masing.
Oke, penjelasan sekilasnya segitu dulu, kembali lagi pada cerita saya yang
akhirnya berangkat membuat tabungan, tapi saya tidak membuat tabungan
berencana, ini semacam tabungan yang dimana saya berjanji untuk tidak
mengutak-atiknya. Hahaha..semoga ini bukan sekedar wacana belaka.
Nah, berbekal KTP dan
uang Rp 500.000,00 akhirnya saya mendatangi kantor cabang bank X di dekat
klinik tempat saya bekerja. Setelah saya sampai disana, saya di sambut oleh security yang menanyakan maksud dan
tujuan saya datang ke bank. Saya langsung menjawab dengan cepat, saya datang
untuk membuka rekening baru. Akhirnya dengan lantang dan fasih si bapak security menjawab, “Untuk membuat
rekening baru diperlukan KTP denpasar atau badung, dengan setoran minimal Rp
500.000,00. Jika tidak memiliki KTP denpasar atau badung, bisa dilampirkan KITAS/KIPEM/surat
keterangan bekerja. Apa ibu sudah memiliki persyaratan tersebut?” Wow, saya
sampai bengong sebentar dengerinnya. Saya kemudian bertanya, KTP saya tabanan
tapi saya sudah menikah dan tinggal di denpasar tetapi belum mengurus KTP baru,
apa boleh pakai KTP lama. Bapak security
pun bilang harus ada surat keterangan bekerja pada kasus saya. Okelah, saya
langsung berterimakasih dan pamit pergi,karena saya belum minta surat
keterangan bekerja di klinik. Si bapak security
mengingatkan saya untuk memfoto syarat-syarat yang diperlukan, tapi saya bilang
ga usah pak, saya inget kok.
Beberapa hari kemudian
saya meminta surat keterangan di klinik tempat saya bekerja, Prasta, orang yang
ngurusin semua tentang klinik, bilang tintanya habis, jadi mesti print di luar, kebetulan banget flashdisk saya hilang entah kemana(hiks),
jadilah si Prasta bingung cari arsip yang dulu sudah dibuat. Akhirnya ketemu
juga arsipnya lalu dicap lah oleh Prasta tanpa ba bi bu dia memberikan surat
keterangan bekerja itu ke saya, kemudian saya juga langsung memasukkannya ke
dalam map dengan cepat karena saya memang berniat untuk segera membuka rekening
tabungan di siang hari itu juga. Setibanya di bank yang saya tuju, saya
langsung mengambil nomor antrean ke customer
service daan ternyata antreannya panjang juga. Saya putuskan untuk menunggu
sambil mengisi isian form yang
lumayan banyak meski perut sudah keroncongan saya tahan aja. Tibalah giliran
saya, saya keluarkan semua persyaratan yang sudah saya bawa, mbak customer service juga segera memproses
pengajuan pembuatan rekening baru saya. Di pertengahan jalan proses, mbak customer service nya nyeletuk, ini kok
nama di surat keterangan kerjanya beda dengan KTP dan isian form. Seketika saya kaget, lalu saya
liat, ya ampun itu arsipnya dokter gigi kok malah dikasi ke saya sama Prasta,
hahaha… customer service nya pun
akhirnya tidak dapat memproses pengajuan pembukaan rekening tabungan saya
karena saya harus mengganti surat keterangan kerja ‘palsu’ itu. Yah, gagal lagi
untuk kedua kalinya buat rekening tabungan. Salah saya juga sih gak lihat
dengan teliti nama yang tercantum di surat keterangan kerja itu.
Dua hari kemudian,
barulah saya mendapatkan surat keterangan kerja saya yang ‘asli’ dan saya pergi
ke kantor cabang Bank X yang berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, saya
membuatnya sebelum saya berangkat ke klinik. Jadi saya berangkat pagi-pagi agar
dapat antrean pertama di bank dan bisa segera selesai karena setelah itu saya
harus kerja di klinik. Syukurnya, meski tidak mendapat nomor antrean pertama,
tapi saya mendapat antrean kedua yang ternyata proses pembuatan rekening
tabungan baru cepat juga, atm nya juga langsung jadi di hari itu, asal kita
sudah melengkapi semua syarat-syaratnya. Prosesnya hanya memerlukan waktu
sekitar 30 menitan, akhirnya rekening
tabungan baru saya jadi juga, semoga dengan ini saya jadi rajin menabung ya.
Hehehe…