“You Are
Invited To Our Party”
Nah, untuk yang satu
ini kami memang cukup lama memutuskannya, diskusi mengenai undangan seperti apa
yang akan kami gunakan, lalu tempat cetak undangan yang mana yang akan kami
percayakan untuk memproduksi undangan pernikahan kami serta berapa jumlah yang
akan kami cetak. Sudah tak terhitung berapa banyak online shop yang kami kunjungi dan kami kirimi e-mail, tapi tetap saja masih ada yang menggajal di hati saya.
Abang dan saya menargetkan undangan yang akan datang sekitar 400 orang pada acara resepsi yang kami
laksanakan di gedung dan sekitar 100
orang saat acara adat di rumah Denpasar, karena kami yakin tidak semua
orang yang kami undang dapat hadir ke acara kami. Saya dan orang tua mendapatkan
hasil sekitar 200 orang (dengan pasangan) yang kemungkinan
besar datang dalam acara resepsi kami dan sekitar 50
orang yang akan menghadiri acara adat pernikahan kami, sedangkan abang
dan keluarganya memiliki jumlah undangan sekitar 202
orang dengan pasangan. What?! Undangan
kami berdua sudah melampaui jumlah kapasitas undangan resepsi, haha.. Ternyata
si abang memberi tahu saya bahwa jumlah yang dia berikan ke saya itu adalah gambaran
kasar jumlah orang yang akan diundang. Tetapi sangat kecil kemungkinan semua
undangan itu datang ke acara resepsi kami, dengan lokasi acara yang ada di Bali
sedangkan teman-temannya sebagian besar ada di Jakarta dan Lombok. Jadilah
perkiraan tamu yang akan dateng untuk acara resepsi kami sebanyak 170 dari pihak abang, sehingga masih dalam rentang
kapasitas undangan yang direncanakan. Sedangkan untuk acara adat si abang
mendapatkan jumlah yang sama dengan jumlah undangan saya yaitu 50 orang.
Setelah berunding dan
memilah berapa jumlah kartu undangan yang perlu kami buat, karena saya
mengundang teman seangkatan saya yang berjumlah cukup banyak dengan hanya
menggunakan satu kartu untuk angkatan (karena teman-teman saja sudah banyak
yang keluar Bali ataupun karena susahnya bertemu, sehingga lebih gampang untuk
share undangan di grup). Untuk jenis kartu undangan, awalnya abang menyarankan
untuk memakai kipas, karena bisa sekaligus menjadi cinderamata. Akhirnya saya
mencari toko atau online shop yang menawarkan harga murah, karena jumlah yang
kami perlukan cukup banyak. Kami menemukan online shop yang menawarkan harga cukup
murah tapi tempat produksinya di daerah Bantul, Yogyakarta, sehingga kami tidak
dapat melihat secara langsung contohnya terlebih dahulu (terkadang foto bisa
berbeda dengan aslinya kan?). Saya simpan dulu informasi yang saya dapat,
karena saya masih ingin mencari perbandingan ke toko yang lainnya. Namun
sayang, kebanyakan toko percetakan atau toko khusus souvenir dan undangan yang
ada di Bali memasang harga rata-rata jauh diatas harga undangan dari toko yang
di Yogyakarta. Karena dari awal niatnya undangan langsung dijadikan souvenir,
saya tetap mencari toko-toko yang menawarkan undangan kipas dengan harga yang
murah. Tetapi setelah saya berbicara dengan salah satu WO (yes, we met one WO because we knew that we couldn’t arrange this
ceremony by ourselves. So, we decided to hire a WO, I’ll write about how we
found our ‘click’ WO on another post) ternyata dia menawarkan mengapa tidak
memilih foto di photobooth saja
sebagai souvenir, karena pasti akan dipajang dan katanya harganya pun tidak
mahal. Abang langsung menyetujui ide itu, lalu saya bertanya ke abang bagaimana
kalau rencana undangan kipas itu kita batalkan saja, kita ganti ke undangan
yang berupa kartu dan abang pun mengiyakan ide saya.
Beralihlah pencarian
saya dari undangan kipas ke undangan berupa kartu, berbagai macam undangan saya
lihat dari yang undangan hardcover
yang berisi foto hingga undangan yang unik berupa selembar kertas seperti
undangan resmi ketua RT. Saya lupa sudah berapa banyak percetakan undangan yang
saya kirimi DM (direct message)
haha.. Akhirnya pilihan saya jatuh pada sebuah undangan hardcover dengan warna dasar merah tua kecoklatan dengan di
depannya terdapat emboss gold “The
Wedding” yang sangat klasik dan elegan pada akun instagram Bali Galah dengan
harga yang masih terjangkau. Seketika saya langsung mengirimi whatsapp toko tersebut, saya mendapatkan
balasan dengan cepat, saya merasa lebih nyaman jika berbelanja dengan penjual
yang fast response seperti OS (online shop) ini. Kemudian saya membuat
janji untuk bertemu secara langsung karena OS ini berlokasi di Denpasar dan
penjualnya pun mengiyakan. Kami menemui penjualnya langsung di rumahnya, saya
dan abang memutuskan memesan 300 undangan dengan
275 undangan resepsi
dan 25 undangan adat.
Penjualnya menyanggupi untuk menyelesaikan dalam waktu 2 minggu, dan itu sangat
melegakan kami karena abang balik ke Jakarta 3 minggu setelah kami memesan
undangan ini, jadi abang bisa langsung membawa undangan untuk teman-temannya.
ini desain kartu undangan saya |
Sebelum dicetak Bali Galah memberikan foto isi dari
undangan yang akan di cetak dan meminta saran kami jika ada yang perlu
diperbaiki. It was all good and I
couldn’t ask more. Di pertengahan minggu ke dua, tinggal beberapa hari
sebelum undangan diambil, abang mengatakan bahwa keluarganya kekurangan
undangan adat, jadilah kembali kami menghubungi Bali Galah untuk memesan 5 undangan adat
tambahan. Inilah yang saya suka, kami tidak dikenai biaya apapun untuk
undangan tambahan ini, cukup bayar dengan harga normal per pcs nya. Biasanya
minimal tambahan pembuatan undangan sebanyak 50 pcs atau kena biaya tambahan.
Akhirnya kami dihubungi bahwa undangan kami telah selesai dicetak dan kami
sangat puas dengan hasil akhirnya. Bagi yang berada di Bali dan ingin mencetak
undangan, Bali Galah sangat recommended untuk dicoba.