I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS
Showing posts with label Pasangan. Show all posts
Showing posts with label Pasangan. Show all posts

Monday, October 2, 2017

WARDROBE DAN MAKE UP WEDDING FROM A TO Z

“A Great Dress and Beautiful Make Up Can Make You Remember What Is Beautiful About Life”

Perlu para reader ingat kalau saya adalah orang asli Bali, jadi saya dan abang harus melewati beberapa tahapan sebelum menuju puncak hari H, yaitu hal pertama tentu saja pertemuan dua keluarga kecil terlebih dahulu yang terdiri dari orang tua masing-masing calon mempelai dan mungkin dapat pula hadir paman atau bibi dari pihak ayah kedua mempelai karena di Bali menganut system Patrilinial. Kemudian setelah berdiskusi mengenai hari baik untuk menentukan dilaksanakannya upacara pernikahan, maka kedua keluarga ini akan menentukan tanggal untuk kembali bertemu namun kali ini berserta keluarga besar dari kedua belah pihak, ini terjadi untuk memastikan kembali tanggal pernikahan yang telah dibahas sebelumnya dan juga untuk menentukan acara pertunangan.

Jadi setelah membaca penjelasan singkat diatas, bisa dikira-kira berapa baju yang saya butuhkan dalam rangkaian acara ini,hehe..dan mostly I wear kebaya (ya iyalah kan ini acara banyak tahapan adatnya). Mari kita bahas satu persatu persiapan pakaian yang saya telah lakukan.

1.      Foto Prewedding
Foto prewedding kami putuskan untuk memakai paket dari Prath Photography (baca : THE PREWEDDING) dengan MUA(make up artist) dan WD(wardrobe) dari Cahya Dewi Salon.

2.      Pertemuan Keluarga Besar (Mereraosan)
Pakaian saya saat bertemu dengan keluarga besar calon suami adalah kebaya berwarna oranye berpayet yang sebelumnya saya gunakan 1x saat wisuda, dan syukurnya masih muat di badan saya yang tambah subur ini. sedangkan si abang memakai kemeja dan kamen dengan warna merah muda. Untuk make upnya sendiri saya menyewa MUA freelance yang cukup affordable. (baca : MERERAOSAN)
maaf ini yang sudah diedit

3.      Memadik (Tukar Cincin)
Untuk hari pertunangan atau tukar cincin tanggal 15 September 2017, saya sudah memikirkan konsepnya sejak jauh-jauh hari (sekitar 2 bulanan) sebelum hari H. Nuansa putih saya pilih sebagai tema utama dalam pertunangan kami. Saya, abang dan ibu saya memilih untuk mencari kain kebaya dan bahan jas di Alta Moda, yang menurut saya tempat terlengkap untuk mencari bahan pakaian di Bali. Saya cukup kesulitan untuk  menemukan kain yang saya inginkan, but finally, I’ve found mine, the one with pearl all over the embroidery. Setelah pencarian saya selesai, kami mencari bahan jas untuk abang yang terbilang sangat amat mudah. Pengerjaan kebaya saya sendiri, saya percayakan pada tukang jahit langganan saya dalam membuat kebaya untuk acara saya potong gigi dan wisuda. Sedangkan abang memilih Nik Kwan Taylor untuk membuatkannya jas tangan panjang. Kemudian untuk bawahan saya (kamen), bawahan abang (saput) dan hiasan kepala abang (udeng), saya membeli sepasang kain songket untuk kami di Luhur Busana.(baca : MEMADIK) Sedangkan untuk MUA saya percayakan pada Sarikayana Wedding.

4.      Upacara Pernikahan (Pawiwahan)
Awalnya upacara kami direncanakan dilakukan bulan Oktober, tapi karena hari baik tidak ada dan juga abang ada jadwal uts, sehingga dimajukan menjadi bulan September. Ini sangat berpengaruh terhadap MUA yang kami ingin sewa, karena mereka sudah full booked sampai Oktober. Akhirnya setelah mencari-cari dan bertanya kami menemukan Maharatu Salon yang dapat kami pergunakan jasanya pada tanggal 21 September 2017 nanti. Saat tanggal 21 September nanti saya dan abang akan mengenakan pakaian adat bali yaitu Payas Agung (baca : MEWIDHI WIDANA)

5.      Resepsi Pernikahan
Pakaian untuk resepsi pada tanggal 30 September 2017 sebenarnya sudah kami rencanakan dari awal akan memakai paket make up dan wardrobe dari Cahya Dewi, namun karena beberapa pertimbangan dan request dari orang tua, akhirnya kami memutuskan untuk memakai jasa MUA Cahya Dewi saja sedangkan untuk wardrobe kami akan menyewa ke GS Mode by Sakdek. Nuansa hitam gold yang akan kontras dengan dekorasi pelaminan menurut saya akan membuat saya stand out dan juga terlihat lebih kurus, haha…

Nah itu tadi rincian pakaian yang saya siapkan untuk pernikahan saya ini, rincian ini saya buat agar para pembaca yang ingin menikah di Bali atau menggunakan adat Bali memiliki referensi, selain tulisan ini akan menjadi kenang-kenangan saya nantinya. Jadi sebelum saya melupakan semuanya, lebih baik saya tulis di blog ini, siapa tahu ada yang mengikuti saya dalam memilih wardrobe dan MUA nya nanti.

Thursday, September 21, 2017

TAHAPAN PERNIKAHAN BALI : MEWIDHI WIDANA

“Dear Husband, You Are The Proof That God Answers Prayers”

Sebenarnya saya sempat bingung sebelum menulis postingan ini, yang saya bingungkan sih tanggal pernikahan kami sebenarnya. Hahaha… itu akibat acara yang dilaksanakan dua kali dan karena saudara-saudara yang menyatakan pawiwahan/pernikahan saya itu berlangsung tanggal 21 September dan ‘ngidih’nya tanggal 15 September. Menurut teman yang sudah menikah tanggal 15 September lah hari pernikahan kami karena alasan berikut ini. Yang pertama saat ‘memadik’ tanggal 15 September 2017, dimana saat itu kami berdua sudah menandatangani berkas catatan sipil dan sudah diupacarai untuk mengesahkan status sebagai sepasang suami istri. Sedangkan tanggal 21 September 2017 kami berdua hanya melakukan ‘mewidhi widana’ atau dalam kata lain memperkenalkan anggota baru (istri) kepada leluhur si suami, yang mana si istri tersebut akan meneruskan garis keturunan keluarga. Alhasil tanggal 15 September lah yang akan saya rayakan tiap tahunnya sebagai wedding anniversary.

Oke, sekarang beralih pada upacara tanggal 21 September dimana dari tanggal 15 September saya sudah tinggal bersama suami *ehem*bukan abang lagi panggilannya* jadi kami berdua bersama-sama dalam membantu persiapan untuk tanggal 21 September, meski tidak banyak yang kami perlu bantu karena banten ‘sesajen’ sudah dibeli di GASES Sesetan sedangkan untuk dekorasi dan konsumsi sudah ditangani WO (SuthaArt). Jadilah saya dan mama mertua hanya mengurus gift bagi para tamu yang kondangan nantinya dengan membuat parcel mini. Sedangkan suami saya mengurus foto yang akan dipajang di saat hari H. Karena kesehatan papa mertua dan nenek mertua saya sedikit terganggu saat itu jadilah disela-sela persiapan acara kami harus ke Rumah Sakit. Ditambah juga dengan tamu yang datang satu persatu tiap hari dari tanggal 15 September hingga 20 September karena alasan mereka tidak sempat datang saat tanggal 21 September jadilah mereka mendahului untuk kondangan sehingga kami harus membagi diri dalam mengurus segala sesuatunya.

Pemasangan tenda, tempat snack dan catering dilakukan h-15 jam, dimana acara direncanakan dimulai pada pukul 9 pagi dan MUA (Maharatu Salon) yang saya booking meminta saya untuk bersiap diri pukul setengah 4 pagi, haha..Akhirnya saya mendahului untuk tidur agar dapat bangun pagi keesokan harinya, yang menemani WO dalam beberes sampai jam 1 pagi adalah mama mertua dan nenek mertua saya, hehe..wanita-wanita strong. Dan alarm pun berbunyi menunjukkan pukul 3 pagi, saya dengan mata ngantuk berusaha untuk ke dapur, setelah berhasil membangunkan suami, yang ternyata sudah rame dengan mama, nenek dan mbo tut. Mama mertua saya bilang kalau dirinya hanya dapat tidur 1 jam, sedangkan nenek mertua saya tidak tidur sama sekali. Mereka menyuruh saya untuk makan sedikit sebagai pengganjal perut karena riasan yang nanti saya pakai akan sangat berat dan ketat. Setelah makan kami berdua pun bergegas untuk mandi, tepat setelah selesai mandi tukang riasnya pun datang, tepat waktu sekali. Waktu yang diperlukan untuk membuat riasan agung Bali adalah 2,5 jam.
foto jam setengah 7 pagi, foto by Maharatu

Pukul 07.00 photografer dari Baliline Photography yang akan mendokumentasikan acara kami datang, akhirnya kami melakukan sesi foto-foto terlebih dahulu. Saat waktu menginjak pukul 8 pagi, para tamu-tamu mulai berdatangan, ibu, bapak dan adik saya nampak datang bersama bibi dan paman saya, keluarga suami saya dari Karangasem pun mulai banyak berdatangan. Tiba-tiba acara yang awalnya dijadwalkan mulai pukul 9 pagi menjadi molor, karena Ida Pedanda ‘orang suci’ terlebih dahulu menyelesaikan upacara di daerah Jimbaran, baru kemudian ke tempat kami. Akhirnya acara baru dimulai pukul 12.00 dan selesai pukul 14.00, meskipun begitu saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kelancaran dalam acara kami ini karena tidak adanya halangan yang berat terjadi saat upacara ini dilaksanakan. Ini tentu juga berkat doa dan dukungan dari semua keluarga, kerabat serta teman-teman. Ritual upacara memang semua telah terlewati dengan baik, kini kami tinggal mempersiapkan acara resepsi yang akan diadakan pada tanggal 30 September 2017. Kami mohon doakan acara resepsi kami berjalan dengan lancar seperti acara-acara sebelumnya ya reader… 

Beberapa hasil jepretan dari Baliline Photography, recommended deh Bli fotografernya, full day jepret dengan harga terjangkau. Hasil foto langsung bisa diterima 2 hari setelahnya dengan yang sudah diedit.
mitta, mama, saya,suami,bapak, opi
*eh ada dua opi sekarang di rumah

bapak, dek ita, saya, suami, ibuk




sungkeman ke mertua dulu

suami kepo liat istrinya ketawa-ketawa

Wednesday, September 6, 2017

PERSIAPAN PERNIKAHAN : MENCARI WEDDING ORGANIZER DI DENPASAR

“Keep Calm and Hire A Wedding Organizer”

Mengapa memakai wedding organizer? Bukannya orang Bali biasanya melibatkan Banjar (RT) dalam upacara pernikahan? Di sini saya ingin menjelaskan wedding organizer ini kami pergunakan untuk acara resepsi yang kami rencanakan akan diselenggarakan di gedung atau hotel. Alasan kami memilih gedung atau hotel sebagai tempat resepsi karena keterbatasan tempat dan waktu apabila resepsi pernikahan kami digelar dirumah. Seperti yang reader ketahui, saya dan abang LDRan, saya sendiri berada di Denpasar sedangkan abang berada di Jakarta, di tambah pula mama dan papa mertua saya berprofesi sebagai dosen di Mataram. Dengan keadaan seperti itu, kami rasa lebih baik kami menyewa jasa WO dalam menyelenggarakan acara ini daripada kami meminta bantuan saudara atau tetangga tapi yang punya acara tidak dapat hadir, sangat tidak sopan kan? Disini saya hanya akan membahas tentang acara resepsi kami, karena sesuai dengan tradisi Bali, acara adat merupakan kewajiban orang tua terhadap anaknya.

Pemilihan WO ini membutuhkan waktu yang amat lama menurut saya, saya dan abang mulai mencari WO dari akhir tahun 2016 setelah abang menyatakan kalau dia akan menikahi saya kepada kedua orangtua saya (THE PROPOSAL). Setidaknya kami sudah pernah bertemu secara langsung dengan 5 WO, 5 hotel untuk menanyakan paket pernikahan yang disediakan, 3 tempat yang khusus untuk garden party, 1 restaurant yang menawarkan paket pernikahan, dan 4 WO yang hanya berkomunikasi via email. Jadi lumayan banyak juga yang perlu saya pilah kan? Memang semua memiliki kelebihan masing-masing, namun kami pelan-pelan membuat daftar apa saja yang kami perlukan dan tidak lupa kami menanyakan apa yang menjadi request dari orang tua kami. Karena tamu yang akan datang bukan hanya tamu kami, tapi juga tamu orang tua kami berdua.

Setelah pencarian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya kami memutuskan untuk memakai jasa WO Bali Klasik, dengan harga yang sesuai dengan budget yang kami tetapkan serta mendapatkan apa yang kami dan juga apa yang orang tua kami inginkan. Kami sekeluarga dari awal memang menginginkan untuk menyelengarakan pesta resepsi ini di Bhumiku, sebuah gedung pertemuan yang terletak di Denpasar. Dengan adanya kerjasama Bali Klasik dengan Bhumiku membuat apa yang kami inginkan dapat tercapai. Mungkin ada yang bertanya tanya apa saja yang kami dapatkan jika menyewa jasa WO. Berikut saya lampirkan rinciannya.

1.      Sewa Gedung Paseban Bhumiku (8 jam)
2.      Fresh Flower Decoration
3.      Round Table (15 pcs)
4.      Kursi Banquet (400 pcs)
5.      Fresh Flower Centre Piece
6.      Soundsystem & LCD Projector
7.      MC & Electone + Penyanyi
8.      Meja Tamu
9.      Photo & Video Shooting
10.  Sewa Baju Orang Tua 2 pasang
11.  Handbouquet Mawar untuk saya
12.  Sweet Corner ( soft drink & 2 jenis kue untuk 400 orang)
13.  Catering Prasmanan (400 porsi)
14.  Gubug Sate Ayam (150 porsi)
15.  Gubug Bakso (150 porsi)
16.  Gubug Lumpia/Batagor/Siomay (150 porsi)
17.  Photobooth & Photo Print (400 pcs)


Tentu saja rincian ini sesuai dengan budget yang saya berikan kepada Bali Klasik dan tentunya rincian ini dapat berubah sesuai request pelanggan. Mengapa kami memilih Bali Klasik sebagai WO dalam acara kami ini? Pertama, Bali Klasik sudah memiliki pengalaman 12 tahun di bidang event/wedding organizer. Kedua, biaya yang ditawarkan sesuai budget yang kami miliki. Ketiga, kami bisa customize paket yang ada, jadi kami bisa memilih sesuai kebutuhan dan keinginan kami. Keempat, marketingnya, Bapak Ketut, sangatlah ramah dan sangat mengerti apa yang dibutuhkan oleh calon pengantin. Mungkin semua hal itulah yang membuat kami percaya kepada Bali Klasik dan mempercayakan acara resepsi kami pada mereka.

Tuesday, August 22, 2017

KAPAN KAMU NIKAH?

" Marriage is not a noun, it's a verb"

Artikel ini didedikasikan untuk geng Rumpisrempongs, yang selalu kepo dan rempong setiap saat. Meski kita tidak selalu bisa bertemu tiap bulan, tapi setidaknya komunikasi masih tetep jalan. Pertemanan tidak akan hilang kalaupun kau tidak sering bertemu temanmu kan? It still there and you know they’re alright. Ya sudah, cukup berbijaknya, sekarang back to topic mengapa saya mendedikasikan tulisan ini ke geng saya satu itu, karena mereka kepo kenapa saya mau menikah. Hahaha…bagi sebagian reader pasti merasa aneh kan? Orang bahagia mau menikah, bukannya seneng, kenapa malah ditanyai kenapa mau nikah. Eits, bukan begitu, mereka excited banget saat saya bilang mau menikah dan mendaulat mereka jadi bridesmaid saya, excited yang tipenya gak karuan, chat penuh dengan emoji dan stiker, lalu kata-kata lebay “jangan tinggalkan aku”. Hahaha.. memangnya aku mau daftar jadi astronot ke Mars. Salah satu teman saya di Rumpisrempongs memiliki banyak pertanyaan yang ada di kepalanya yang dia bilang hanya sekedar ingin tahu saja, tapi saya sih gak percaya, masa kepo kebangetan gitu cuma sekedar ingin tahu. Saya yakin dia ada maksud tersembunyi dibalik bertanya ini itu pada saya, apa dia ingin menyusul saya menuju jenjang pelaminan? Haha..kita tunggu saja kabar dari dia. Teman saya (Ms Fish) dan saya (Opi) akan menjawab segala kegalauannya..(ini semua copyan chat dia ke saya via LINE tapi saya ketik jawabannya disini semua biar dia baca blog saya.hehe..)

Ms Fish : Kapan kita menentukan siap untuk menikah?
Opi  : Hmm, kapan ya, menurut pengalaman pribadiku sih saat hati ini yakin dengan orang yang menemani kita selama ini, kalau masih berpikir banyak orang yang lebih diluar sana, artinya kamu belum siap. Karena persoalan menikah bukan seperti pakai baju, bisa ganti-ganti seenaknya saat menemukan yang lebih nyaman dan menarik, satu lagi menikah bukan kayak lomba balap karung ya, siapa dulu-duluan sampe finish (menikah). Yah, aku sih berdoa juga minta petunjuk dari Tuhan, kalau kami berjodoh, tolong berikan kami jalan. Udah gitu aja.

Ms Fish : Terus gimana kamu bisa yakin itu ‘orangnya’?
Opi   : Tau itu orangnya ya karena dia pacarku, masa aku pacaran ama dia nikahnya sama pacar orang lain (ya gatau kasus orang beda-beda ya). Aku uda pacaran 4 tahun, keluarga juga sudah saling kenal, kami sudah berada di saling nyaman contohnya bisa kentut di depan pasangan. Dan kalau kamu berpikir ada yang lebih baik dari pasanganmu, ya jelas, juga pasti ada yang jauh lebih dari kamu. Jadi itu sih terserah kamu, ga bisa ditanya dan diukur sama seperti orang lain.

Ms Fish : Tujuan menikah saat ini itu apa?
Opi   : (dikasi opsi tapi ga saya cantumin) Kalau kami menikah karena memang sudah direncanakan dari setahun lalu ( baca : The Proposal). Tujuannya ya, membentuk keluarga yang bahagia, tidak terlepas juga karena memang sudah cukup umur, kami memikirkan untuk rencana ke depannya apa saja. Seperti punya anak, lanjut sekolah dan perencanaan financial kedepan. Aku sih dikasi contoh sama pacarku kalau umur 27 punya anak, 20 tahun lagi dia belum pensiun dan aku masih kuat bekerja jadi kami masih bisa membiayai kuliahnya. Ya, itu salah satu pertimbangan, masih banyak pertimbangan lainnya kok. Capek aku ngetiknya.

Ms Fish : Haruskah kita dekat dulu dengan keluarga calon suami sebelum menikah?
Opi   : Kalau aku jujur ya, karena aku LDR dengan pacarku dan orang tua pacarku tinggal beda pulau juga, jadi aku sangat amat jarang bertemu mereka. Meskipun adik-adiknya ada di Bali tapi aku juga jarang bertamu ke rumah mereka, aku pergi ke sana kalau pacarku pulang ke Bali aja. Menurutku kita tidak perlu berusaha berlebihan menjadi sangat amat dekat dengan keluarga calon suami, kenapa? Karena sebentar lagi kita akan menjadi keluarga, dan pelan-pelan akan saling mengenal satu sama lain. Bukannya aku bilang ga boleh deket dengan keluarga calon suami, boleh kok bagus lagi, tapi yang berlebihan dan terkesan fake itu yang aku pribadi ga suka. Aku lebih suka dikenal apa adanya aku oleh calon keluargaku nanti.

Ms Fish : Kalau LDR kapan baiknya menikah? Lalu kalau kamu hamil, gimana? Kan ga ada suami yang nungguin?
Opi  : Ga ada perbedaan khusus untuk LDR dan non LDR menurutku, saat kamu yakin dengan orang itu, udah nikah aja.hahhaha… Untuk nanti saat hamil ya, sebelumnya aku sudah berunding dengan pacarku kalau aku hamil nanti aku tetap di Bali dengan Ninik (oma) dan adik-adiknya, karena aku ingin dekat dengan ibuku, gapapa ga ditemenin mama mertua atau suami. Berusaha jadi bumil yang mandiri, semoga anakku nanti juga mandiri ga manying-manying..hehe.. karena itu permintaanku jadi aku tidak mempermasalahkan hal itu. Toh banyak banget yang hamil LDR kok jaman sekarang. Udah ah, lelah ngetik ini jawabin pertanyaanmu (tetep aja masih ngetik), nanti disambung lagi deh nanya-nanyanya ya…

Cukup sekian dulu perbincangan kami ya reader, ini murni pendapat pribadi saya yaa, kalau ada yang kurang berkenan, silakan. Masing-masing orang punya hak berpendapat kan? Menurut pendapat kalian, kapan kalian akan menikah?