I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS

Saturday, September 30, 2017

PERSIAPAN PERNIKAHAN : PERCETAKAN KARTU UNDANGAN DI BALI

You Are Invited To Our Party

Nah, untuk yang satu ini kami memang cukup lama memutuskannya, diskusi mengenai undangan seperti apa yang akan kami gunakan, lalu tempat cetak undangan yang mana yang akan kami percayakan untuk memproduksi undangan pernikahan kami serta berapa jumlah yang akan kami cetak. Sudah tak terhitung berapa banyak online shop yang kami kunjungi dan kami kirimi e-mail, tapi tetap saja masih ada yang menggajal di hati saya. Abang dan saya menargetkan undangan yang akan datang sekitar 400 orang pada acara resepsi yang kami laksanakan di gedung dan sekitar 100 orang saat acara adat di rumah Denpasar, karena kami yakin tidak semua orang yang kami undang dapat hadir ke acara kami. Saya dan orang tua mendapatkan hasil sekitar 200 orang (dengan pasangan) yang kemungkinan besar datang dalam acara resepsi kami dan sekitar 50 orang yang akan menghadiri acara adat pernikahan kami, sedangkan abang dan keluarganya memiliki jumlah undangan sekitar 202 orang dengan pasangan. What?! Undangan kami berdua sudah melampaui jumlah kapasitas undangan resepsi, haha.. Ternyata si abang memberi tahu saya bahwa jumlah yang dia berikan ke saya itu adalah gambaran kasar jumlah orang yang akan diundang. Tetapi sangat kecil kemungkinan semua undangan itu datang ke acara resepsi kami, dengan lokasi acara yang ada di Bali sedangkan teman-temannya sebagian besar ada di Jakarta dan Lombok. Jadilah perkiraan tamu yang akan dateng untuk acara resepsi kami sebanyak 170 dari pihak abang, sehingga masih dalam rentang kapasitas undangan yang direncanakan. Sedangkan untuk acara adat si abang mendapatkan jumlah yang sama dengan jumlah undangan saya yaitu 50 orang.

Setelah berunding dan memilah berapa jumlah kartu undangan yang perlu kami buat, karena saya mengundang teman seangkatan saya yang berjumlah cukup banyak dengan hanya menggunakan satu kartu untuk angkatan (karena teman-teman saja sudah banyak yang keluar Bali ataupun karena susahnya bertemu, sehingga lebih gampang untuk share undangan di grup). Untuk jenis kartu undangan, awalnya abang menyarankan untuk memakai kipas, karena bisa sekaligus menjadi cinderamata. Akhirnya saya mencari toko atau online shop yang menawarkan harga murah, karena jumlah yang kami perlukan cukup banyak. Kami menemukan online shop yang menawarkan harga cukup murah tapi tempat produksinya di daerah Bantul, Yogyakarta, sehingga kami tidak dapat melihat secara langsung contohnya terlebih dahulu (terkadang foto bisa berbeda dengan aslinya kan?). Saya simpan dulu informasi yang saya dapat, karena saya masih ingin mencari perbandingan ke toko yang lainnya. Namun sayang, kebanyakan toko percetakan atau toko khusus souvenir dan undangan yang ada di Bali memasang harga rata-rata jauh diatas harga undangan dari toko yang di Yogyakarta. Karena dari awal niatnya undangan langsung dijadikan souvenir, saya tetap mencari toko-toko yang menawarkan undangan kipas dengan harga yang murah. Tetapi setelah saya berbicara dengan salah satu WO (yes, we met one WO because we knew that we couldn’t arrange this ceremony by ourselves. So, we decided to hire a WO, I’ll write about how we found our ‘click’ WO on another post) ternyata dia menawarkan mengapa tidak memilih foto di photobooth saja sebagai souvenir, karena pasti akan dipajang dan katanya harganya pun tidak mahal. Abang langsung menyetujui ide itu, lalu saya bertanya ke abang bagaimana kalau rencana undangan kipas itu kita batalkan saja, kita ganti ke undangan yang berupa kartu dan abang pun mengiyakan ide saya.

Beralihlah pencarian saya dari undangan kipas ke undangan berupa kartu, berbagai macam undangan saya lihat dari yang undangan hardcover yang berisi foto hingga undangan yang unik berupa selembar kertas seperti undangan resmi ketua RT. Saya lupa sudah berapa banyak percetakan undangan yang saya kirimi DM (direct message) haha.. Akhirnya pilihan saya jatuh pada sebuah undangan hardcover dengan warna dasar merah tua kecoklatan dengan di depannya terdapat emboss gold “The Wedding” yang sangat klasik dan elegan pada akun instagram Bali Galah dengan harga yang masih terjangkau. Seketika saya langsung mengirimi whatsapp toko tersebut, saya mendapatkan balasan dengan cepat, saya merasa lebih nyaman jika berbelanja dengan penjual yang fast response seperti OS (online shop) ini. Kemudian saya membuat janji untuk bertemu secara langsung karena OS ini berlokasi di Denpasar dan penjualnya pun mengiyakan. Kami menemui penjualnya langsung di rumahnya, saya dan abang memutuskan memesan 300 undangan dengan 275 undangan resepsi dan 25 undangan adat. Penjualnya menyanggupi untuk menyelesaikan dalam waktu 2 minggu, dan itu sangat melegakan kami karena abang balik ke Jakarta 3 minggu setelah kami memesan undangan ini, jadi abang bisa langsung membawa undangan untuk teman-temannya.
ini desain kartu undangan saya



Sebelum dicetak Bali Galah memberikan foto isi dari undangan yang akan di cetak dan meminta saran kami jika ada yang perlu diperbaiki. It was all good and I couldn’t ask more. Di pertengahan minggu ke dua, tinggal beberapa hari sebelum undangan diambil, abang mengatakan bahwa keluarganya kekurangan undangan adat, jadilah kembali kami menghubungi Bali Galah untuk memesan 5 undangan adat tambahan. Inilah yang saya suka, kami tidak dikenai biaya apapun untuk undangan tambahan ini, cukup bayar dengan harga normal per pcs nya. Biasanya minimal tambahan pembuatan undangan sebanyak 50 pcs atau kena biaya tambahan. Akhirnya kami dihubungi bahwa undangan kami telah selesai dicetak dan kami sangat puas dengan hasil akhirnya. Bagi yang berada di Bali dan ingin mencetak undangan, Bali Galah sangat recommended untuk dicoba.


1 comment: