“Hospitality Is Making
Your Guest Feel At Home”
Ini pertama kalinya
saya mereview sebuah hotel, karena saya memang berniat ‘merapikan’ isi blog dan
membuatnya lebih teratur untuk kenyamanan para pembaca dan siapa tau dapat
menjadi referensi bagi yang ingin berlibur, sehingga saya merasa perlu untuk mereview tempat tinggal saya selama
liburan dan berapa biayanya serta trasnportasi yang saya gunakan selama
berwisata di kota tersebut.
Saat liburan kemarin di
Semarang saya yang dari Bali menggunakan pesawat untuk pergi ke Semarang,
dengan biaya tiket Rp 1.500.000,00 pulang pergi menggunakan maskapai GIA,
sedangkan si abang yang lagi tugas Negara di Jakarta naik kereta eksekutif
menuju stasiun Tawang dengan harga tiket Rp 300.000,00. Saya kemudian menginap
di sebuah hotel di tengah kota yang menawarkan suasana alam, Hotel Oak Tree Emerald Semarang. Saya awalnya ingin mencari hotel di daerah Ungaran agar lebih
dekat bila menuju Umbul Sidomukti ataupun Candi Gedong Songo, namun sayangnya
sudah full booked, sehingga saya
beralih mencari hotel di tengah kota namun dengan konsep alam dan akhirnya
pilihan saya jatuh pada hotel ini. dengan biaya Rp 388.000,00 kita sudah bisa
mendapatkan kamar yang nyaman dengan sarapan yang lezat. Fasilitas yang
diberikan berupa kolam renang dan fasilitas fitness, untuk sarapannya pun
dibilang memuaskan, berbagai macam kue, bubur, serta nasi goreng maupun nasi
kuning dengan rasa yang tidak mengecewakan. Untuk pelayanan pun cukup
memuaskan, disaat saya memerlukan hairdryer setelah keramas, saya langsung menelpon
operator untuk menanyakan apakah saya bisa meminjam hair dryer, mereka langsung dengan cepat membawakan saya hair dryer ke kamar.
suasana di depan hotel |
Untuk masalah
transportasi, sebenarnya ini merupakan masalah yang membingungkan kami, karena
saat berwisata di Lombok ataupun Bandung, kami memiliki kenalan yang mengetahui
tempat rentcar, saat di Semarang
kakak sepupu saya yang tinggal di Semarang tidak tau dimana tempat untuk
rentcar, akhirnya saya dan abang mencari informasi sendiri. Kami kemudian
menemukan salah satu rentcar yang
bersedia menyewakan mobil tanpa supir, karena kami memang ingin menyewa mobil
saja, selain lebih hemat, kami juga bisa bepergian ke tempat yang tidak
direncanakan sebelumnya. Dan sebelum mas pemilik rentcarnya bersedia untuk menyerahkan mobilnya kepada kami, dia
meminta jaminan berupa orang yang tinggal menetap di Semarang untuk di survey
tempat tinggal dan pekerjaannya apa, ya semacam pencegahan atau pengurangan
resiko kejadian pencurian mobil. Untungnya kakak saya tinggal di Semarang
karena sedang menyelesaikan studi S2 nya, jadi masalah rentcar sudah beres. Kami mengeluarkan biaya untuk rentcar dari pukul 08.00-22.00 sebesar
Rp 250.000,00 itu belum termasuk biaya untuk beli bensin. Untuk biaya membeli
bensin berkeliling satu hari seharga Rp 120.000,00, namun sepertinya itu tidak
sampai habis kami gunakan. Kalau kalian sukanya yang tinggal beres dan ga mau
repot tanya sana-sini saat tersesat saya sarankan sih buat sewa mobil beserta
sopirnya, jadi kalian tinggal duduk manis di belakang dan bilang kemana tujuan
wisata yang kalian inginkan.
Satu hal lagi yang
penting saat liburan, oleh-oleh, pasti orang rumah atau teman-teman kita selalu
meminta oleh-oleh saat kita bepergian keluar kota. Saya pun begitu, saya
mencarikan oleh-oleh untuk keluarga di Bali setelah berkeliling, dan pilihan
jatuh di Pusat Oleh-Oleh Djoe, sayangnya pusat oleh-oleh yang ada di pusat kota
Semarang ini belum memiliki lahan parkir yang memadai, tapi untungnya ada
tukang parkir yang selalu mengarahkan, karena parkirannya masuk gang
rumah..haha… di sentra oleh-oleh ini kalian bisa mendapatkan berbagi macam
oleh-oleh khas Jawa Tengah, seperti ikan Bandeng, Getuk, Wingko dan masih
banyak yang lainnya.. Oh,ya jangan lupa Lumpia Semarang yang memang sudah
terkenal lezat dengan isian daging dan rebung. Si abang yang mulai muncul sikap
skeptisnya, ga yakin kalo dia bisa makan lumpia karena dia ga suka rebung, tapi
ternyata malah pengen nambah setelah habis 1 biji. Hahaha… Kalian bisa membeli
lumpia ini baik yang masih basah ataupun digoreng dengan ketahanan 24 jam.
Sekian review akomodasi dan tempat
oleh-oleh untuk kota Semarang, tunggu review
saya di kota lainnya ya…
Seharusnya sebelum makan difoto yak jgn langsung sikat2 aja lumpianya bu dokter wkwkwk
ReplyDeletegitu ya pak, nanti saya ga kasi bapak makan apapun sebelum saya dapet foto yang bagus buat blog saya ya
Delete