I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS

Wednesday, February 14, 2018

RUJAK RAMBUTAN KEKINIAN

Menu ini mungkin ada di seluruh wilayah Indonesia, namun beda daerah memiliki resep yang berbeda-beda pula. Menu rujak rambutan sendiri sudah ngetrend setahun yang lalu, tapi karena sekarang ini musim rambutan dan setahun yang lalu saat saya membuat rujak ini pertama kalinya saya tidak sempat untuk membuat tulisan, maka baru sekaranglah terciptanya postingan ini. biar lambat asal resepnya kesimpen baik, ga lupa kalau tiba-tiba nanti beberapa tahun lagi mau buat menu yang sama. Menu ini supported by camer adiknya suami saya, hahaha…

Bahan dan Harga :
  1. Rambutan 1 kg (free)
  2. Gula pasir 100 gr
  3. Garam secukupnya
  4. Cabai rawit 3 buah
  5. Terasi yang sudah dibakar ¼ sendok teh
  6. Jeruk nipis 1 buah

Cara membuat :
  1. Kupas rambutan, hilangkan biji nya.
  2. Belah dagingnya menjadi bagian yang lebih kecil
  3. Untuk bumbu, ulek gula pasir, garam, terasi dan cabai hingga halus.
  4. Masukkan rambutan yang telah dikupas.
  5. Aduk, tambahkan perasan jeruk nipis.
  6. Sajikan (disajikan dingin lebih nikmat).



Mungkin di daerah lain menyebutnya asinan atau istilah lainnya, tetapi apapun istilahnya, yang penting rasanya, kan? Menu ini pas banget disajikan di siang hari saat cuaca sedang panas terik. Dijamin seger dan bikin mata melek.

Wednesday, January 24, 2018

DUA KALI GAGAL MEMBUAT REKENING TABUNGAN


Kali ini saya mau menceritakan pengalaman saya baru-baru ini, mengenai pembukaan rekening baru di bank X. Sebetulnya saya sudah memiliki rekening di bank lain tapi karena dulu sempet diskusi sama suami jika bisa bikin tabungan berencana aja. Jadi sistemnya itu auto debet, atau kepotong tiap bulan dari rekening kita dan di simpen sama banknya selama berapa bulan atau tahun dari perencanaan awal tabungan berencana kita. Misal kita berniat untuk membuat tabungan berencana selama setahun dengan nilai uang yang didebet setiap bulannya adalah Rp 500.000,00 maka tiap bulan uang kita terpotong sejumlah itu hingga 12 bulan berikutnya baru kita akan  mendapatkan uang kita kembali sejumlah akumulasinya Rp 6.000.000,00. Untuk suku bunga, jujur saya kurang tahu, jadi lebih baik bertanya pada customer service bank masing-masing. Oke, penjelasan sekilasnya segitu dulu, kembali lagi pada cerita saya yang akhirnya berangkat membuat tabungan, tapi saya tidak membuat tabungan berencana, ini semacam tabungan yang dimana saya berjanji untuk tidak mengutak-atiknya. Hahaha..semoga ini bukan sekedar wacana belaka.

Nah, berbekal KTP dan uang Rp 500.000,00 akhirnya saya mendatangi kantor cabang bank X di dekat klinik tempat saya bekerja. Setelah saya sampai disana, saya di sambut oleh security yang menanyakan maksud dan tujuan saya datang ke bank. Saya langsung menjawab dengan cepat, saya datang untuk membuka rekening baru. Akhirnya dengan lantang dan fasih si bapak security menjawab, “Untuk membuat rekening baru diperlukan KTP denpasar atau badung, dengan setoran minimal Rp 500.000,00. Jika tidak memiliki KTP denpasar atau badung, bisa dilampirkan KITAS/KIPEM/surat keterangan bekerja. Apa ibu sudah memiliki persyaratan tersebut?” Wow, saya sampai bengong sebentar dengerinnya. Saya kemudian bertanya, KTP saya tabanan tapi saya sudah menikah dan tinggal di denpasar tetapi belum mengurus KTP baru, apa boleh pakai KTP lama. Bapak security pun bilang harus ada surat keterangan bekerja pada kasus saya. Okelah, saya langsung berterimakasih dan pamit pergi,karena saya belum minta surat keterangan bekerja di klinik. Si bapak security mengingatkan saya untuk memfoto syarat-syarat yang diperlukan, tapi saya bilang ga usah pak, saya inget kok.

Beberapa hari kemudian saya meminta surat keterangan di klinik tempat saya bekerja, Prasta, orang yang ngurusin semua tentang klinik, bilang tintanya habis, jadi mesti print di luar, kebetulan banget flashdisk saya hilang entah kemana(hiks), jadilah si Prasta bingung cari arsip yang dulu sudah dibuat. Akhirnya ketemu juga arsipnya lalu dicap lah oleh Prasta tanpa ba bi bu dia memberikan surat keterangan bekerja itu ke saya, kemudian saya juga langsung memasukkannya ke dalam map dengan cepat karena saya memang berniat untuk segera membuka rekening tabungan di siang hari itu juga. Setibanya di bank yang saya tuju, saya langsung mengambil nomor antrean ke customer service daan ternyata antreannya panjang juga. Saya putuskan untuk menunggu sambil mengisi isian form yang lumayan banyak meski perut sudah keroncongan saya tahan aja. Tibalah giliran saya, saya keluarkan semua persyaratan yang sudah saya bawa, mbak customer service juga segera memproses pengajuan pembuatan rekening baru saya. Di pertengahan jalan proses, mbak customer service nya nyeletuk, ini kok nama di surat keterangan kerjanya beda dengan KTP dan isian form. Seketika saya kaget, lalu saya liat, ya ampun itu arsipnya dokter gigi kok malah dikasi ke saya sama Prasta, hahaha… customer service nya pun akhirnya tidak dapat memproses pengajuan pembukaan rekening tabungan saya karena saya harus mengganti surat keterangan kerja ‘palsu’ itu. Yah, gagal lagi untuk kedua kalinya buat rekening tabungan. Salah saya juga sih gak lihat dengan teliti nama yang tercantum di surat keterangan kerja itu.

Dua hari kemudian, barulah saya mendapatkan surat keterangan kerja saya yang ‘asli’ dan saya pergi ke kantor cabang Bank X yang berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, saya membuatnya sebelum saya berangkat ke klinik. Jadi saya berangkat pagi-pagi agar dapat antrean pertama di bank dan bisa segera selesai karena setelah itu saya harus kerja di klinik. Syukurnya, meski tidak mendapat nomor antrean pertama, tapi saya mendapat antrean kedua yang ternyata proses pembuatan rekening tabungan baru cepat juga, atm nya juga langsung jadi di hari itu, asal kita sudah melengkapi semua syarat-syaratnya. Prosesnya hanya memerlukan waktu sekitar 30 menitan, akhirnya  rekening tabungan baru saya jadi juga, semoga dengan ini saya jadi rajin menabung ya. Hehehe…

Sunday, January 14, 2018

LUMPIA ULANG TAHUN

Kebetulan karena hari ini ulang tahun suami saya yang bertepatan dengan hari minggu, akhirnya saya memutuskan untuk membuatkan sesuatu untuknya. Karena suami saya sangat menyukai Lumpia dengan saos kacang kental ditaburi potongan cabe hijau yang biasa dia beli di Lapangan Puputan Denpasar. Jadilah saya berniat membuatkannya lumpia ulang tahun tapi tanpa saos kacang, saya bangun pagi kemudian langsung pergi ke pasar di depan rumah untuk membeli bahan-bahan lumpia sebagai berikut.

Bahan dan Harga :

  1. Kulit lumpia (Rp 4.000)
  2. Toge 2 bungkus (Rp 4.000)
  3. Sayur sop 1 bungkus (Rp 2.000)
  4. Daging ayam ¼ kg (Rp 5.000)
  5. Bawang merah 5 siung
  6. Bawang putih 5 siung
  7. Cabai rawit 3 buah
  8. Masako 1 bungkus (Rp 500)
  9. Garam secukupnya
  10. Merica bubuk secukupnya
  11. Telur 1 butir (Rp 1000)
  12. Minyak goreng (Rp 7.000)


Cara membuat isian :
  1. Haluskan bawang putih, bawang merah dan cabai, lalu tumis hingga harum
  2. Bahan yang ada di sayur sop (biasanya isi wortel, kol, seledri, kentang dan daun bawang), potong kecil-kecil daging ayam, wortel, kol dan daun bawang. Lalu tumis bersama bumbu halus tadi, tambahkan garam, merica dan masako. Tumis hingga layu, koreksi rasa.
  3. Setelah layu, siapkan kulit lumpia, isi sekitar 1 sendok makan full, kemudian lipat seperti amplop, rekatkan dengan putih telur.
  4. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan, hingga berwarna keemasan.
  5. Angkat, tiriskan, hias dan sajikan.


Karena saya tidak sempat membeli kacang tanah untuk bumbunya, jadilah saya hias menggunakan saos saja. Hehehe….


Happy birthday suamiku, semangat skripsiannya!!! Love you !!!!

Thursday, December 28, 2017

PANCAKE COKELAT

Seminggu ini suami saya berada di Bali karena masih liburan menunggu wisudanya. Jadilah setiap pagi sebelum berangkat kerja saya harus menyiapkan kopi dan jajan untuk sarapannya. Agar dia tidak merepotkan Mbok Tut nantinya drumah atau malah dia kesel sama saya karena kopinya tidak berteman. Biasanya saya tinggal menggoreng nugget pisang yang saya simpan di freezer dimana sudah saya buat sebelumnya, namun berhubung nuggetnya sudah habis dan saya juga tidak mungkin pagi ini baru membuatnya, akhirnya saya memiliki ide untuk membuatkannya pancake. Sebelumnya saya memang belum pernah membuat kue ini, namun saya dulu biasa membuat crepes, sepertinya adonannya sama hanya berbeda di bentuk adonan pancake yang lebih mengembang saja. Langsung saja saya berikan resepnya.

Bahan :
  1. 1 gelas belimbing tepung terigu (Rp 8.000/kg)
  2. 3 sendok makan gula pasir
  3. 1 butir telur ayam (Rp 1.000)
  4. 3 sendok makan susu kental manis putih
  5. Seujung sendok teh baking powder
  6. Air secukupnya
  7. Margarin secukupnya (Rp 1.500/sachet kecil)
  8. 1 Sachet susu kental manis coklat (Rp 1.500/sachet)
  9. 1 Sachet Ceres Cokelat (Rp 11.000) *ini bisa dipakai berkali-kali

Alat :
  1. Mixer
  2. Mangkok
  3. Sendok
  4. Teflon
  5. Spatula

Cara membuat :
  1. Masukkan telur, gula pasir dan susu ke dalam mangkok, kemudian kocok dengan kecepatan sedang.
  2. Masukkan terigu perlahan hingga tercampur rata.
  3. Kemudian tambahkan baking powder dan air sedikit demi sedikit hingga konsistensi adonan seperti pasta.
  4. Panaskan Teflon, masukan margarine secukupnya pada Teflon.
  5. Tuang adonan di Teflon membentuk lingkaran.
  6. Balikkan sisi lainnya, jika sudah matang, angkat
  7. Lakukan hingga adonan habis.
  8. Ambil satu pancake, tuangkan susu kental manis coklat taburkan ceres lalu tutup dengan pancake lainnya.
  9. Siap dihidangkan untuk keluarga tercinta

Biaya yang diperlukan untuk membuat 3 porsi pancake ini hanya memerlukan biaya kurang lebih sekitar Rp 10.000 (karena saya tidak menghitung ceres dan tepungnya yang masih sisa banyak sekali).


Saturday, December 9, 2017

BAKWAN UDANG SAYUR

Saya beberapa bulan ini lagi demen banget sama yang namanya masak memasak, trus bahagianya nambah kalau masakannya habis apalagi ada yang minta dibuatin. Waaahhh, senengnya kebangetan! Berasa jago masak kayak chef-chef professional gitu, padahal masih ecek-ecek, tapi gapapa yang penting bisa menyenangkan hati suami dan keluarga. Trus saat tiba-tiba saat timbangan si suami naik dan perutnya makin maju, disuruh jangan buat macem-macem dulu. Tapi gimana dong orang lagi seneng-senengnya masak, ya mungkin nanti jenis masakannya di banyakin sayur ama olahan buah kali ya. Lama-lama pasti bosen juga kalau terus dijejelin sayur ama buah aja, kadang pengen makan gorengan yang chrispy juga kan? Hahaha.. Inilah yang sekarang yang sedang terjadi, dilema antara perut buncit dan keinginan untuk makan gorengan. Karena minggu lalu adik ipar saya lagi praktek belajar masak, dia lagi mau buat bakwan goreng udang sayur. Ya dia minta sedikit saran aja sih dari saya yang dianggap udah mumpuni dalam dunia masak-memasak (padahal baru belajar pas nikah juga lo). Jadinya saya ikut deh ngawasin dalam proses pembuatannya. Buat yang kepengen coba, segera dicoba, cara membuatnya sangat simple dan cepat.

Bahan dan Harga :
  1. Udang segar dikupas ¼ kg (Rp 7.000)
  2. Sayur wortel, toge dan kol (Rp 2.000)
  3. Telur 1 butir (Rp 1.000)
  4. Bawang merah 2 siung
  5. Bawang putih 2 siung
  6. Cabai rawit 1 buah
  7. Tepung sasa bakwan (Rp 5.000)
  8. Garam secukupnya
  9. Merica secukupnya
  10. Minyak untuk menggoreng
  11. Air secukupnya

Cara membuat :
  1. Potong udang dan sayuran sesuai selera. Cuci bersih
  2. Haluskan bawang merah, bawang putih dan cabai.
  3. Kocok telur tambahkan bumbu halus.
  4. Masukkan udang dan sayuran yang sudah dipotong. Aduk rata.
  5. Masukan sedikit demi sedikit tepung sasa bakwan.
  6. Tambahkan air, garam dan merica. Adjust rasa sesuai selera
  7. Tesktur adonan jangan terlalu encer maupun terlalu padat.
  8. Ambil satu sendok makan adonan, goreng dalam minyak panas
  9. Goreng hingga berwarna keemasan
  10. Angkat, tiriskan, sajikan.

Akhirnya si suami juga ikut makan ini gorengan buatan adiknya, haha..ya siapa tahan sih kalo deket-deket ama gorengan yang chrispy dan menggoda ini?

Friday, December 1, 2017

SAMBAL TERASI PEDAS

Akhirnya, saya mulai menulis kembali, kali ini merupakan hal baru yang saya tambahkan di kategori blog ini. Khusus bagian masak memasak, tentunya ini resep ala saya yang mana baru banget jadi punya double job, selain jadi karyawan (you know me as a GP) lalu sekarang ditambah jadi seorang istri a.k.a ibu rumah tangga. Punya suami gembul yang suka makan, menjadi keuntungan tersendiri buat saya, saya yang dulunya waktu masih gadis benar-benar anti masak, dan selalu kesel kalau disuruh masak oleh ibu saya menjadi berubah terbalik setelah melalui masa KKN. Dimana pada saat KKN, kita tidak mungkin terus membeli makanan, terlebih lagi dagang makanan jadi dari posko KKN saya terbilang jauh. Akhirnya, kami semua sepakat untuk mengadakan piket masak tiap hari secara bergantian, jadilah saya dapat giliran masak 2x seminggu selama 1 bulan. Terimakasih program KKN, karenanya saya saat ini bisa memasak setidaknya cukup untuk diri saya dan suami.hehe..

Oke karena ini postingan pertama resep saya, saya akan memulai dari resep yang simple saja. Resep ini saya dapatkan dari salah seorang keluarga suami saya yang tinggal bersama kami, dan setiap hari membantu kami dalam menyiapkan keperluan di rumah, termasuk memasak, kami memanggilnya Mbok Tut. Awal menikah, saya disuguhkan ayam goreng dengan sambel ini oleh mboktut, setelah mencicipinya saya berniat untuk belajar membuat sambel ini karena rasanya mirip sambel yang saya antre beli di Spe**al S***al.
Ayo, saya kenalkan pada bahan-bahan minimalis yang menciptakan sambal ini :

Bahan dan Harga:
  1. 3 buah cabai rawit segar
  2. ½ buah tomat segar
  3. 1/3 sendok teh terasi Lombok yang sudah dibakar sebelumnya
  4. Garam secukupnya

*mungkin harga sambal ini tidak mencapai Rp 2.000 (hahaha..)

Cara membuat :
  1. Taruh cabai, tomat dan terasi lalu ulek hingga halus
  2. Tambahkan garam secukupnya hingga rasanya sesuai selera (siapa tau ada yang suka asi n)
  3. Sambal ini cukup untuk 2 orang (porsi)

Sunday, November 12, 2017

ECHO BEACH CLUB

"Good Time + Good Friend = Amazing Memory"

Entah mengapa akhir-akhir ini saya sulit sekali bertemu dengan teman-teman saya, ya mungkin karena kesibukan masing-masing yang jadwalnya bertabrakan. Tentu saja dengan kesibukan saya juga yang hampir selalu jaga pagi sore, ya namanya kerja.. Kemudian saya membuka kontak dan mulai chat dengan teman-teman saya. Saya memiliki beberapa teman yang akrab, bahkan sejak dari SMP, meski beda SMA dan Universitas, kami selalu keep in touch, setidaknya dengan chat di facebook (zaman dulu SMA), BBM, hingga LINE saat ini. Saya teringat kenangan, kira-kira setahun yang lalu salah satu teman saya Ayu mulai chatting dan mengobrol untuk mengajak ketemuan, karena sudah lama sekali rasanya kami tidak bertemu, lalu saya mencari tanggal yang kosong dan untunglah itu pas dengan off day teman saya. Satu permasalahan terselesaikan, muncul permasalahan baru, mau dimana ketemuannya. Kami berdua adalah tipe yang suka makan sambil mengobrol lama tanpa adanya usikan atau gangguan dari sekitar yang memandang nanar tempat duduk kami, seolah berkata, “Bisa cepetin ga selesai makannya, aku juga mau duduk” jadi kami berusaha mencari tempat hangout yang tidak terlalu ramai tapi tetep asik.

Kami pun menemukan satu tempat yang cukup dekat dengan jarak tempat tinggal kami berdua dan belum pernah kami datangi sama sekali. Echo Beach Club menjadi pilihan kami berdua, terletak di Kabupaten Badung, Echo Beach Club menawarkan pemandangan tepi pantai dengan sunset cantik ditemani makanan lezat. Tempat ini memiliki jarak yang hanya memakan waktu sekitar 15 menit dari rumah saya di Tanah Lot. Kami janjian untuk bertemu di Echo Beach pukul 16.00 sehingga kami memiliki banyak waktu mengobrol sambil menunggu sunset. Saat kami tiba di sana, belum banyak wisatawan yang menempati restoran-restoran di tepi pantai, mungkin akibat sisa hujan beberapa jam yang lalu. Namun para pegawai restoran sudah menempatkan bean bags mereka di pinggir pantai untuk menarik wisatawan untuk datang dan mengunjungi mereka untuk bersantai menunggu datangnya sunset. Saya dan Ayu memilih untuk tidak turun ke pantai, kami berniat untuk bersantai di restoran yang ada di atas. Sebelum mencapai pantai terdapat restoran yang juga menggelar bean bags mereka, kelebihannya karena mereka memiliki bangunan semi permanen sehingga tidak perlu berlarian saat hujan turun karena kita akan aman di sini.

Sembari mengobrol pesanan kami akhirnya datang 1 loyang hawaian pizza yang kami share untuk berdua dan mango juice untuk saya, strawberry juice untuk Ayu. Karena kami baru bertemu setelah sekian lama, banyak hal yang kami obrolkan, hingga menjelang sunset. Meski tertutup oleh mendung, setidaknya saya dapat menangkap rona matahari yang mulai berpamitan pada kami. Kami kemudian sadar waktu sudah mulai menjelang malam, tapi there’s still time for dessert, kami membeli es krim di sebuah stand es krim yang berada tidak jauh dari tempat kami mengobrol dan pembicaraan kami berlanjut lagi, haha.. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang setelah melirik jam dan ternyata sudah pukul 20.30. Mungkin lain kali kami perlu merencanakan pertemuan lebih awal, sehingga memiliki banyak waktu untuk mengobrol.



Lokasi  : Echo Beach Club

Budget : 150 ribu/orang (sesuai dengan pesanan kami diatas dan harga bisa berubah sewaktu-waktu)