I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS

Wednesday, August 9, 2017

TAHAPAN PERNIKAHAN BALI : THE PRE WEDDING

“Photography is a way of feeling, of touching, of loving”

This is how I and abang feel right now, we’re overjoyed. Bahagia sekali rasanya hubungan yang kami jalani selama 4 tahun ini akhirnya melangkah ke jenjang yang lebih serius. Salah satu tahapan dalam memulai proses ini adalah mengabadikan kebahagiaan kami lewat kilatan cahaya. Kami berdua benar-benar mempersiapkan segalanya dari jauh-jauh hari karena kami tahu jarak Jakarta-Bali agak menyulitkan untuk mencari segala sesuatunya dalam waktu singkat. Setelah mengirimkan puluhan email kepada puluhan photographer akhirnya pilihan kami jatuh pada Prath Photography yang mana sudah banyak dipercaya jasanya oleh teman-teman kuliah saya dalam mengabadikan foto pre wedding mereka. Paket yang ditawarkan oleh Prath Photography juga beragam, saya dan abang akhirnya memilih paket yang dirias oleh Cahya Dewi Salon dimana salon ini merupakan salah satu salon yang sudah sangat terkenal di Bali karena riasannya yang memuaskan.

Karena sudah merasa yakin untuk memilih paket ini dan kami memutuskan untuk melakukan sesi foto tanggal 9 Agustus 2017, agar berbarengan dengan liburannya abang. Sebelum kami melakukan pemotretan tentunya kami harus melakukan fitting baju dan juga berdiskusi untuk menentukan lokasi untuk foto nantinya. Dan, kami melakukan fitting baju hari minggu 30 Juli 2017, sebelumnya kami memang bingung ingin memakai baju model apa (bali klasik atau bali modern modifikasi) tapi dengan berbagai pertimbangan dan kegalauan (pertimbangan tempat dan entah kegalauan apa saya juga lupa, intinya kami galau saja without reason). Dengan bantuan ibuk yang saya amat sayangi dan cintai, akhirnya saya memutuskan untuk memakai pakaian bali modern modifikasi berwarna hitam-ungu. Abang pun setuju untuk memilih pakaian itu, maka saat tanggal 30 Juli itu kami sudah sepakat dengan pilihan tersebut. Pakaian yang kami pilih ternyata bagus dan tidak ada cacatnya, meskipun sebelumnya telah dipakai beberapa orang. Tapi tidak ada lobang-lobang pada tile baju saya, dipastikan pakaian ini dirawat dengan baik.

Fitting baju saya berlangsung cepat, tapi take times for abang, entahlah karena mungkin jas safarinya banyak macam yang berwarna sama (hitam dengan hiasan ungu), sehingga abang harus membandingkan yang satu dengan yang lain terutama untuk ukurannya. Kemudian abang harus memilih dari sekian banyak udeng (hiasan kepala laki-laki) yang akan dia pakai nanti. Mungkin reader merasa aneh, kenapa lebih rempong yang laki-laki daripada yang perempuan. Alasannya karena saya sudah memilih riasan dan jenis hiasan kepala yang nantinya akan saya pakai sebelum datang ke Cahya Dewi untuk fitting, jadi saya hanya tinggal menunjukkan foto contoh yang saya inginkan, lalu mencoba bajunya (I dunno what the size of the cloth is, but for the waist is too big, the lady that served us told me that they can resize the cloth for me).

Kami mengunjungi kantor Prath Photography setelah selese dengan segala urusan di Cahya Dewi, kami masuk ke kantornya dan bertemu langsung dengan owner sekaligus fotografernya, bli Yuda. Bli Yuda orangnya sangat asyik diajak konsultasi, terutama bagi kami yang awam dengan masalah fotografi. Beliau menjelaskan lokasi-lokasi foto dari yang terdekat hingga yang terjauh, berapa waktu tempuh dari denpasar, serta kekurangan dan kelebihan masing-masing tempat foto. Sehingga kami memiliki gambaran tempat mana yang akan kami pilih untuk dijadikan lokasi foto. Kami memiliki 2 kandidat tempat, yaitu Sangeh dan Art Centre. Pertimbangannya adalah :
  1. Sangeh itu tempatnya masih agak jarang dipakai untuk foto, tempatnya adem karena itu memang hutan sehingga spot foto terkesan monoton dengan nuansa alam meski ada juga spot khas Bali dengan ukiran, namun jarak tempuhnya yang cukup jauh, 1 jam perjalanan dari Denpasar (masalahnya saya pakai riasan lengkap dengan hiasan kepala lo, itu berat L) dan lagi kami harus bangun jam 4 pagi untuk make up, agar jam 7 pagi sudah berangkat ke Sangeh ( I give up, I mean, We give up)
  2. Art Centre memang merupakan tempat pre wedding sejuta umat terkesan biasa karena sudah banyak yang foto disini, tapi tempat ini memiliki banyak spot foto dari yang khas bali hingga nuansa alam. Ditambah lagi lokasinya yang dekat dan pengambilan foto dilakukan pukul 4 sore (thanks god)
    ini foto saat sudah selesai pemotretan
Akhirnya pilihan jatuh pada Art Centre,haha..ketauan banget males bangunnya. Oh ya, sesuai dengan peraturan daerah yang telah ditetapkan bahwa untuk pemotretan tempat wisata di Bali dikenakan biaya, dan biaya untuk melakukan pemotretan di Art Centre adalah sebesar Rp 500.000,00. Proses pemotretan dilakukan dari jam 3 sore karena kami selesai berias lebih cepat dari yang diperkirakan, durasi pemotretan kurang lebih 2 jam. Selama pemotretan dengan bli Yuda kami ngerasa enjoy banget, bli nya santai dan sabar banget mengarahkan kami berdua yang kayak robot awam photography. Mungkin saya belum bisa posting foto pre wedding kami, karena harus melalui proses editing, kalau nanti sudah jadi saya akan menshare hasil foto kami di blog ini. Ya, siapa tahu ada pembaca yang ingin mencari referensi untuk pre wedding. Sampai jumpa di postingan selanjutnya reader :*
teaser foto
Beberapa foto yang belum di edit :





1 comment: