"Many Are The Gateway To Dharma, No Means In Fruitless"
-Bhisma, Mahabharata-
“Om Swastiastu,
Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan Lan Kuningan Semeton Sareng Sami”
Pernah denger atau baca
kalimat itu di social media? Bagi yang punya teman beragama Hindu atau tinggal
di Bali pasti pernah mendengar kalimat itu. Atau bahkan mengirimkan pesan
seperti itu kepada teman-temannya yang beragama Hindu. Biasanya pesan ini
dikirimkan saat menjelang hari suci Galungan, yang merupakan hari raya bagi
umat Hindu. Lalu Kuningan itu apa? Kuningan merupakan hari suci umat Hindu yang
tiba 10 hari setelah hari raya Galungan.
Galungan merupakan hari
dimana kejahatan (Adharma) dikalahkan oleh kebaikan (Dharma) yang diperingati
setiap 6 bulan sekali dan jatuh pada Buda Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon
Dungulan) sesuai dengan penanggalan pawukon atau wuku. Mungkin bila dulu saat masih jamannya Mahabarata, Dharma merupakan Pandawa
sedangkan Adharma merupakan Korawa dan kemenangan Pandawa dalam Bharata Yudha
bisa diibaratkan Galungan. Jika sekarang, saya lebih memaknainya dengan
pengendalian diri melawan sifat-sifat jahat yang ada dalam diri sendiri,
seperti rasa egois, marah, benci, rakus. Memang sih belum sempurna, karena saya
masih suka kesel-keselan kalo hal terjadi gak sesuai keinginan saya atau saya
masih rakus makan lawar >.<
Sebelum mencapai hari
raya Galungan terdapat rentetan hari penting yang mendahuluinya, seperti hari Sugihan,
Penyekeban, dan Penyajaan, dimana mulai saat Sugihan biasanya umat hindu sudah
mempersiapkan sarana dan prasarana upacara untuk Galungan. Termasuk saya dan
ibu, uda rempong-rempong gitu buat banten (sesajen), hihihi…
rumah sudah dihias,banten sudah ditata |
Penampahan Galungan adalah
hari yang saya tunggu-tunggu dari kecil sampai segede sekarang, soalnya hari
yang jatuh pada Anggara Wage Dungulan (Selasa Wage Dungulan) atau sehari
sebelum Galungan merupakan hari dimana umat Hindu mengolah berbagai macam
daging (babi, kerbau,ayam) menjadi lawar, sate, dll. Lawar itu adalah campuran
dari berbagai macam sayuran dan daging lalu dibumbui dengan bumbu bali, ini
merupakan favorit dari saya TK. Makanya saya selalu menunggu hari ini tiba. Hahaha..
Selain itu di hari ini biasanya para bapak-bapak akan memasang penjor di depan
rumahnya masing-masing. Penjor ini merupakan simbol dari Naga Basuki yang bermakna
kesejahteraan dan kemakmuran, diharapkan semua umat di dunia diberikan
kesejahteraan dan kemakmuran oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa-Tuhan Yang Maha
Esa.
ini penjor tetangga >.< |
Dan tibalah hari suci
Galungan, biasanya saya sekeluarga akan melakukan persembahyangan ke Pura Tri
Khayangan, Pura Panti dan di Pura yang diusung oleh keluarga. Jadi kami mesti
berangkat pagi-pagi untuk keliling, menyenangkan banget! Karena selain
sembahyang kita juga bisa ketemu dengan keluarga jauh yang jarang pulang (pulangnya
pas Galungan doang) atau bahkan kayak saya bisa ketemu temen SD yang uda lama
ga pernah ketemu atau komunikasi. Banyak hal menyenangkan yang kami dapatkan dan pelajari saat Galungan, kebersamaan, kekeluargaan dan kasih sayang.
Galungan merupakan hari
yang kami umat Hindu nanti, hari dimana kami merayakan kemenangan Dharma dan kami
senantiasa berdoa agar kami selalu berada di jalan Dharma.
“Om
Shanti, Shanti, Shanti Om”
Masukin nae penjor yg bagus katanya ada di beraban
ReplyDeletehaha, gak keburu fotonya, sibuk nyiapin lawar :p
Delete