I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS

Tuesday, September 6, 2016

GALUNGAN : DHARMA VS ADHARMA

"Many Are The Gateway To Dharma, No Means In Fruitless"
-Bhisma, Mahabharata-

“Om Swastiastu, Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan Lan Kuningan Semeton Sareng Sami”

Pernah denger atau baca kalimat itu di social media? Bagi yang punya teman beragama Hindu atau tinggal di Bali pasti pernah mendengar kalimat itu. Atau bahkan mengirimkan pesan seperti itu kepada teman-temannya yang beragama Hindu. Biasanya pesan ini dikirimkan saat menjelang hari suci Galungan, yang merupakan hari raya bagi umat Hindu. Lalu Kuningan itu apa? Kuningan merupakan hari suci umat Hindu yang tiba 10 hari setelah hari raya Galungan.

Galungan merupakan hari dimana kejahatan (Adharma) dikalahkan oleh kebaikan (Dharma) yang diperingati setiap 6 bulan sekali dan jatuh pada Buda Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Dungulan) sesuai dengan penanggalan pawukon atau wuku. Mungkin bila dulu saat masih jamannya Mahabarata, Dharma merupakan Pandawa sedangkan Adharma merupakan Korawa dan kemenangan Pandawa dalam Bharata Yudha bisa diibaratkan Galungan. Jika sekarang, saya lebih memaknainya dengan pengendalian diri melawan sifat-sifat jahat yang ada dalam diri sendiri, seperti rasa egois, marah, benci, rakus. Memang sih belum sempurna, karena saya masih suka kesel-keselan kalo hal terjadi gak sesuai keinginan saya atau saya masih rakus makan lawar >.<

Sebelum mencapai hari raya Galungan terdapat rentetan hari penting yang mendahuluinya, seperti hari Sugihan, Penyekeban, dan Penyajaan, dimana mulai saat Sugihan biasanya umat hindu sudah mempersiapkan sarana dan prasarana upacara untuk Galungan. Termasuk saya dan ibu, uda rempong-rempong gitu buat banten (sesajen), hihihi…
rumah sudah dihias,banten sudah ditata
Penampahan Galungan adalah hari yang saya tunggu-tunggu dari kecil sampai segede sekarang, soalnya hari yang jatuh pada Anggara Wage Dungulan (Selasa Wage Dungulan) atau sehari sebelum Galungan merupakan hari dimana umat Hindu mengolah berbagai macam daging (babi, kerbau,ayam) menjadi lawar, sate, dll. Lawar itu adalah campuran dari berbagai macam sayuran dan daging lalu dibumbui dengan bumbu bali, ini merupakan favorit dari saya TK. Makanya saya selalu menunggu hari ini tiba. Hahaha.. Selain itu di hari ini biasanya para bapak-bapak akan memasang penjor di depan rumahnya masing-masing. Penjor ini merupakan simbol dari Naga Basuki yang bermakna kesejahteraan dan kemakmuran, diharapkan semua umat di dunia diberikan kesejahteraan dan kemakmuran oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa-Tuhan Yang Maha Esa.
ini penjor tetangga >.<
Dan tibalah hari suci Galungan, biasanya saya sekeluarga akan melakukan persembahyangan ke Pura Tri Khayangan, Pura Panti dan di Pura yang diusung oleh keluarga. Jadi kami mesti berangkat pagi-pagi untuk keliling, menyenangkan banget! Karena selain sembahyang kita juga bisa ketemu dengan keluarga jauh yang jarang pulang (pulangnya pas Galungan doang) atau bahkan kayak saya bisa ketemu temen SD yang uda lama ga pernah ketemu atau komunikasi. Banyak hal menyenangkan yang kami dapatkan dan pelajari saat Galungan, kebersamaan, kekeluargaan dan kasih sayang.


Galungan merupakan hari yang kami umat Hindu nanti, hari dimana kami merayakan kemenangan Dharma dan kami senantiasa berdoa agar kami selalu berada di jalan Dharma.


“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

2 comments:

  1. Masukin nae penjor yg bagus katanya ada di beraban

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, gak keburu fotonya, sibuk nyiapin lawar :p

      Delete