“You’re
one thing I’m sure of”
Ini
merupakan postingan kedua saya yang menyangkut perasaan, sebenarnya saya tidak
begitu pintar atau berpengalaman dalam masalah seperti ini. Tapi karena sering
baca postingan, denger nasehat dari orang yang sudah pengalaman, dan tentunya
pengalaman pribadi (gak mungkin saya posting kalau saya sendiri belum
mengalaminya, rasanya seperti menghayal dan saya bukan ahlinya memberi advice yang saya belum pernah alami
sendiri.) There’s no reason behind this post. Actually I just wanna share
my thought with you of how a real relationship is.
Kali
ini saya ingin bertanya kepada semua orang yang sedang menjalani atau bahkan
baru ingin memulai suatu hubungan. Pernah gak terbersit di benak kalian, “Apa benar dia orangnya? Is he/she the one?”
Dulu saat saya masih SMA, saya pernah punya pertanyaan yang saya simpan
rapat-rapat, “Kenapa orang begitu yakin
untuk menikah?” Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala saya
mengenai suatu hubungan, “Bagaimana
seandainya bila ada orang yang lebih dari pasangannya saat ini?” “Apa mereka pernah merasa ‘males’ terhadap pasangannya?”
Pertanyaan itu saya simpan, karena malu dan merasa tidak sopan untuk bertanya
hal itu kepada orang yang sudah menikah, hingga akhirnya saya menemukan
jawabannya sendiri.
Jawaban
dari semua pertanyaan saya adalah tergantung dari diri orang yang menjalani
hubungan itu sendiri. Darimana muncul rasa yakin? Rasa yakin akan muncul
seiring kita melalui hal bersama, tidak mungkin bila kalian langsung percaya
pada orang yang kalian baru kenal apalagi yang belum pernah kalian liat wujud
nyatanya-yang ada malah nanti seperti kasus penculikan akibat facebook-
Orang yang bisa meyakinkan kalian kalau pasangan kalian tepat adalah diri
kalian sendiri, bukan orang lain.
“Lalu bagaimana bila nanti ternyata
ada orang yang lebih dari pasangan saya di luar sana menyukai saya?”
Kurang atau lebih itu relative mbak/mas reader, hayo sekarang mikir dulu, orang
yang kalian anggap lebih ganteng, kaya, baik akan ada lagi yang lebih dari dia,
kalau mencari kekurangan orang memang gampang. Tuhan itu sangat luar biasa,
beliau tidak mungkin menciptakan manusia sempurna-nanti malah hancur dunia-Sekarang
tergantung bagaimana kalian bersyukur terhadap apa yang kalian punya, kalau
kalian mencari yang lebih terus, ga akan ada habisnya!
Hal
terakhir yang saya tanyakan, saya alami sendiri. Apakah saya pernah merasa ‘males’
dengan pasangan saya? Pernah! Terutama saat kami bertengkar, tapi apakah rasa 'males' akan tetap diam dalam hati saya? Tentu tidak! Bagi kalian yang baru
menjalin hubungan, hanya ada rasa bahagia karena belum melihat kenyataan
sepenuhnya. Kenyataan sepenuhnya dimulai saat kalian melewati beberapa bulan
kebahagiaan yang semi fana, kenapa semi fana? karena umumnya saat awal pacaran
masing-masing masih memakai ‘topeng’. Bulan berikutnya kalian akan mulai sadar
dengan sifat asli pasangan, meskipun belum sepenuhnya juga asli tapi setidaknya
lebih sedikit nyata daripada saat pedekate ataupun awal pacaran. Rasa kesal,
males dan bosan akan mulai bermunculan, hingga dapat menimbulkan pertanyaan yang
mendasar. “Apa dia memang benar untuk
saya?”
Jawaban
pertanyaan itu merupakan rangkuman semua hal yang saya sebutkan diatas.
Yakinkan diri pada keputusan yang telah Anda pilih sebelumnya, akan selalu ada
orang yang lebih dari dia dan juga akan selalu ada orang yang lebih dari Anda.
Dia bukan orang yang sempurna begitu pula Anda. Bila Anda merusak komitmen
hanya demi kesempurnaan, Anda salah besar. Karena siklus ini akan Anda alami
kembali saat menjalani suatu hubungan baru. Hal terpenting dari semua itu adalah
menerima pasangan apa adanya. Kalian mungkin tidak sempurna, tapi kalian bisa
berusaha saling mencintai sesempurna mungkin. Cintai pasangan seperti Anda
ingin dicintai olehnya.
Duh makjleb banget sarannya bu doktel, cocok banget jd dokter spesialis cinta wkwkwk
ReplyDeleteApa ini? πππ
Deleteitulooo bu doktel penjelasannya luar biasa, buat jurnal cinta aja sekalian hehehe
DeleteDiawal cinta 100% yang membuat irasional dan emosional, setelah bersama seiring waktu rasional mulai tumbuh, ibaratnya gunung jauh indah dipandang, saat dekat cuma batu, saat fase ini perlu komitmen 90% dan terus meningkatkan disaat cinta semakin menguap. :D
Deletesuper sekali mbokopi.... :*
ReplyDeleteMakasi, ditunggu komen2 selanjutnya di postingan lainnya
Delete