I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS

Friday, October 14, 2016

HOW IS YOUR RELATIONSHIP?

“You’re one thing I’m sure of”

Ini merupakan postingan kedua saya yang menyangkut perasaan, sebenarnya saya tidak begitu pintar atau berpengalaman dalam masalah seperti ini. Tapi karena sering baca postingan, denger nasehat dari orang yang sudah pengalaman, dan tentunya pengalaman pribadi (gak mungkin saya posting kalau saya sendiri belum mengalaminya, rasanya seperti menghayal dan saya bukan ahlinya memberi advice yang saya belum pernah alami sendiri.) There’s no reason behind this post. Actually I just wanna share my thought with you of how a real relationship is.


Kali ini saya ingin bertanya kepada semua orang yang sedang menjalani atau bahkan baru ingin memulai suatu hubungan. Pernah gak terbersit di benak kalian, “Apa benar dia orangnya? Is he/she the one?” Dulu saat saya masih SMA, saya pernah punya pertanyaan yang saya simpan rapat-rapat, “Kenapa orang begitu yakin untuk menikah?” Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala saya mengenai suatu hubungan, “Bagaimana seandainya bila ada orang yang lebih dari pasangannya saat ini?” “Apa mereka pernah merasa ‘males’ terhadap pasangannya?” Pertanyaan itu saya simpan, karena malu dan merasa tidak sopan untuk bertanya hal itu kepada orang yang sudah menikah, hingga akhirnya saya menemukan jawabannya sendiri.

Jawaban dari semua pertanyaan saya adalah tergantung dari diri orang yang menjalani hubungan itu sendiri. Darimana muncul rasa yakin? Rasa yakin akan muncul seiring kita melalui hal bersama, tidak mungkin bila kalian langsung percaya pada orang yang kalian baru kenal apalagi yang belum pernah kalian liat wujud nyatanya-yang ada malah nanti seperti kasus penculikan akibat facebook- Orang yang bisa meyakinkan kalian kalau pasangan kalian tepat adalah diri kalian sendiri, bukan orang lain.

“Lalu bagaimana bila nanti ternyata ada orang yang lebih dari pasangan saya di luar sana menyukai saya?” Kurang atau lebih itu relative mbak/mas reader, hayo sekarang mikir dulu, orang yang kalian anggap lebih ganteng, kaya, baik akan ada lagi yang lebih dari dia, kalau mencari kekurangan orang memang gampang. Tuhan itu sangat luar biasa, beliau tidak mungkin menciptakan manusia sempurna-nanti malah hancur dunia-Sekarang tergantung bagaimana kalian bersyukur terhadap apa yang kalian punya, kalau kalian mencari yang lebih terus, ga akan ada habisnya!

Hal terakhir yang saya tanyakan, saya alami sendiri. Apakah saya pernah merasa ‘males’ dengan pasangan saya? Pernah! Terutama saat kami bertengkar, tapi apakah rasa 'males' akan tetap diam dalam hati saya? Tentu tidak! Bagi kalian yang baru menjalin hubungan, hanya ada rasa bahagia karena belum melihat kenyataan sepenuhnya. Kenyataan sepenuhnya dimulai saat kalian melewati beberapa bulan kebahagiaan yang semi fana, kenapa semi fana? karena umumnya saat awal pacaran masing-masing masih memakai ‘topeng’. Bulan berikutnya kalian akan mulai sadar dengan sifat asli pasangan, meskipun belum sepenuhnya juga asli tapi setidaknya lebih sedikit nyata daripada saat pedekate ataupun awal pacaran. Rasa kesal, males dan bosan akan mulai bermunculan, hingga dapat menimbulkan pertanyaan yang mendasar. “Apa dia memang benar untuk saya?”


Jawaban pertanyaan itu merupakan rangkuman semua hal yang saya sebutkan diatas. Yakinkan diri pada keputusan yang telah Anda pilih sebelumnya, akan selalu ada orang yang lebih dari dia dan juga akan selalu ada orang yang lebih dari Anda. Dia bukan orang yang sempurna begitu pula Anda. Bila Anda merusak komitmen hanya demi kesempurnaan, Anda salah besar. Karena siklus ini akan Anda alami kembali saat menjalani suatu hubungan baru. Hal terpenting dari semua itu adalah menerima pasangan apa adanya. Kalian mungkin tidak sempurna, tapi kalian bisa berusaha saling mencintai sesempurna mungkin. Cintai pasangan seperti Anda ingin dicintai olehnya.

6 comments:

  1. Duh makjleb banget sarannya bu doktel, cocok banget jd dokter spesialis cinta wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa ini? πŸ˜‘πŸ˜‘πŸ˜‘

      Delete
    2. itulooo bu doktel penjelasannya luar biasa, buat jurnal cinta aja sekalian hehehe

      Delete
    3. Diawal cinta 100% yang membuat irasional dan emosional, setelah bersama seiring waktu rasional mulai tumbuh, ibaratnya gunung jauh indah dipandang, saat dekat cuma batu, saat fase ini perlu komitmen 90% dan terus meningkatkan disaat cinta semakin menguap. :D

      Delete
  2. Replies
    1. Makasi, ditunggu komen2 selanjutnya di postingan lainnya

      Delete